Bawa Dua Lembar Baju, Pengungsi Lombok Mengaku Masih Merasa Getaran Gempa

0

GELOMBANG pengungsi asal Lombok menuju Kalimantan Selatan mulai terlihat. Mereka memilih Kalsel karena dianggap daerah teraman serta masih memiliki hubungan sanak keluarga, terutama di daerah-daerah unit pemukiman transmigrasi asal Nusa Tenggara Barat (NTB).

KEDATANGAN para pengungsi korban gempa bumi Lombok asal NTB sudah memenuhi kawasan Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) RT 01 Riam Kanan di Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar, sejak Minggu (25/8/2018).

“Mengapa kami memilih Kalsel, karena daerah ini sangat aman dari bencana gempa. Apalagi, saya juga sudah pernah bermukim selama 12 tahun di UPT Riam Kanan, sebelum akhirnya balik kembali ke Lombok,” ucap Nurdin, warga Desa Batuyang, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur, Provinsi NTB kepada wartawan, Selasa (28/8/2018).

Menurut Nurdin, sebaran warga Lombok yang bermukim di UPT Transmigrasi seperti di Tanah Bumbu dan Pelaihari, Tanah Laut memang menjadi pilihan tempat untuk mengungsi sementara. “Untuk sementara, kami mengungsi di rumah sanak keluarga, sambil menunggu gempa bumi tak terjadi lagi di Lombok. Kami masih trauma dengan gempa susulan yang masih terjadi di sana,” kata Nurdin.

Senada Nurdin, Mulyadi, ibu rumah tangga ini mengaku hanya berbekal dua lembar baju pergi dari Lombok menuju ke Desa Sungai Batang. Menurut Mulyadi, sebenarnya sudah ada ratusan warga Lombok yang telah mengungsi ke Kalsel, terutama di daerah-daerah pemukiman transmigran asal NTB.

“Kami berangkat bersama 42 orang dan 9 kepala keluarga. Harapan kami memilih Kalsel, karena ingin menghilangkan trauma. Sampai sekarang, masih terasa goyangan gempanya,” kata Mulyadi.

Ia juga mengatakan siap kembali ke Lombok, ketika rumahnya yang telah rata dengan tanah bisa dibangun kembali. Mulyadi pun mengakui di daerah gempa, bantuan yang disalurkan memang tidak merata. “Terkadang kami hanya dapat mie instan atau sosis. Selebihnya, ya tidak dapat bantuan. Makanya, kami mengungsi ke Kalsel untuk mencari tempat yang lebih aman,” ucap Mulyadi.

Sementara itu, Camat Martapura Barat, Ahmad Rabani mengungkapkan sebagian besar pengungsi asal Lombok adalah perempuan dan anak-anak. Menariknya, para pengungsi ini ternyata membawa kartu identitas yang lengkap. Dalam kesempatan itu, Camat Martapura Barat Ahmad Rabani pun menyalurkan bantuan berupa mie instan dan air mineral.

“Kami ingin meringankan beban saudara-saudara kita asal Lombok. Semoga bantuan seadanya ini bermanfaat,” kata Ahmad Rabani. Menurut dia, kondisi para pengungsi asal Lombok dalam keadaan sehat dan berkumpul dengan sanak keluarga yang bermuki di kawasan transmigran.

“Untuk data pengungsi, Dinas Sosial Kabupaten Banjar yang mendata dan kemungkinan segera ada bantuan,”pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.