Hindari Kekurangan Suplai Air ke Pelanggan, PDAM Bandarmasih Tunda Perbaikan Koneksi Pipa Air Baku

0

UNTUK menghindari dampak kekurangan suplai air kepelanggan, PDAM Bandarmasih menunda rencana perbaikan koneksi pipa air baku intake Sungai Tabuk pada Senin (27/8/2018) besok.

PASALNYA, intake Sungai Bilu mengalami interupsi air laut dan masuknya kadar garam mencapai 577 mg ke air baku ini menjadi penyebab disaat datangnya musim kemarau. Sedangkan untuk batas garam yang dipersyaratkan menurut PERMENKES Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 adalah 250 mg/I.

Humas PDAM Bandarmasih Muhammad Nur Wahid menyampaikan, pada saat kadar garam melebihi standar Permenkes yang dipersyaratkan. Maka, Instalasi Pengolahan Air (IPA) I Achmad Yani melakukan pencampuran air baku dengan mendapat tambahan air baku dari IPA II Pramuka. “Sehingga suplay air baku terbagi dua untuk IPA I dan II. Ini diharapkan tidak mengurangi pendistribusian air ke pelanggan,” katanya.

Sementara itu, Direktur Teknik PDAM Bandarmasih Supian mengungkapkan, bahwa kondisi alam di Banjarmasin tidak mendukung saat ini. Sehingga rencana koneksi pipa yang bertujuan mengurangi debit di intake Sungai Tabuk tertunda, karena intake Sungai bilu yang air bakunya untuk IPA I ini kondisi air sungai mengalami interupsi air laut atau asin.

“Jadi, kalau itu asin biasanya mendapat pengurangan dari Sungai Bilu. Kadang-kadang malah kehabisan stok. Sehingga kita minta airnya dari Sungai Tabuk atau Pramuka,” ucapnya.

Menurut Supian, kadar garam air baku di intake Sungai Bilu ini sebelumnya mencapai 450 mg perliternya hingga bertambah menjadi 577 mg sehingga dilakukannya penonaktifan sementara.

Dijelaskan Supian, sejatinya kadar garam sebanyak 400 mg  masih bisa dicampur air bakunya dari IPA II Pramuka yang dapat mengalami penurunan dibawah 250 mg.

“Nah itu masih layak kita proses. Tetapi kalau lebih dari 500 mg akan kita matikan di Sungai Bilu,” katanya. Ditambahkannya, terjadinya interupsi air laut ini diakuinya tidak sampai 24 jam. Melainkan hanya pada jam tertentu. Interupsi air laut yang tinggi ini biasanya terjadi pada pukul 09.00 hingga 10.00 Wita saat air pasang.

“Nah, itu biasanya kita matikan dan untuk suplay sementara dialihkan ke Pramuka. Nanti pada sore hari akan surut dan secara otomatis akan turun lagi kadar garam air lautnya. Hingga akhirnya bisa mengoperasikan kembali Sungai Bilu,” katanya.

Diakui Supian, untuk saat ini belum ada dampak macetnya pendistribusian. Pasalnya di intake Sungai Tabuk dibatalkan untuk melakukan koneksi pipa, sehingga tidak terjadi pengurangan, terus ditambah dari pematang panjang.

“Saat ini Alhamdulillah masih bisa teratasi, tidak berdampak langsung kepada pelanggan. Kalaupun ada macet itu mungkin karena ada gangguan dilokasi tertentu. Tapi kalau ada informasi, PDAM siap datang untuk mengecek,” ucapnya.

Lantas, kapan terealisasi pemasangan koneksi pipa di intake Sungai Tabuk? Supian mengatakan akan menunggu, karena bagi dia, musim kemarau ini biasanya 2 hingga 3 bulan. “Tapi mudah-mudahan tidak lama. Setelah normal kembali, baru akan kita rencanakan lagi,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.