Besok Haul Datu Abulung, Sembelih Empat Ekor Sapi, Warga Sungai Batang Siapkan Nasi Samin

0

PERINGATAN hari wafatnya Syekh Abdul Hamid Abulung yang dikenal dengan Datu Abulung pada 12 Zulhijjah, telah dipersiapkan warga Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar. Sedikitnya, ada empat ekor sapi akan disembelih untuk menjamu para tamu dan undangan haul Datu Abulung, ulama berpengaruh di era Kesultanan Banjar sezaman dengan Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary.

UNTUK puncak haul Datu Abulung ini akan digelar Sabtu (25/8/2018), mulai pukul 08.00 hingga jelang shalat Zuhur. Menu nasi samin akan disajikan untuk acara mengenang kiprah ulama tasawuf di Tanah Banjar.

Berdasar catatan sejarah, Syekh Abdul Hamid Abulung disebut-sebut sebagai ulama yang mengenalkan ajaran wahdatul wujud. Pandangan tawasuf yang dipengaruhi pemikiran ittiihad Abu Yazid Al-Bustahmi, dan Al Hallaj yang masuk ke Indonesia melalui Hamzah Fansuri dan Syamsuddin Al Sumatrani dan Syekh Siti Jenar.

Anang Abuk, warga Sungai Batang mengungkapkan empat ekor sapi telah disembelih Panitia Haul Datu Abulung yang akan digunakan untuk jamuan para jamaah haul. Menurut Anang Abuk, daging dari empat ekor sapi ini akan menjadi lauk nasi samin yang merupakan bantuan dari Gubernur Kalsel Sahbirin Noor,  Ketua DPRD Banjar H Rusli, anggota DPR RI asal Golkar Hasnuryadi Sulaiman dan Toko Pertama Kalimantan.

“Kami sebagai warga Sungai Batang mengucapkan terima kasih atas bantuan empat ekor sapi. Kami juga mengundang seluruh jamaah untuk berhadir dalam acara haul Datu Abulung yang akan digelar Sabtu (25/8/2018) besok,” kata Anang Abuk kepada jejakrekam.com, Jumat (24/8/2018).

Menurut Anang Abuk, memang tidak banyak riwayat atau kisah dari sosok Syekh Abdul Hamid Abulung yang bisa dilacak kebenarannya. Namun, warga Desa Sungai Batang meyakini bahwa Datu Abulung adalah seorang aulia Allah, sehingga dalam setiap haul terus dibacakan manakib atau kisah hidup untuk menjadi teladan bagi generasi seterusnya.

“Sangat sedikit kisah tentang Datu Abulung. Apakah beliau punya zuriat atau keturunan juga tidak diketahui. Namun, dari banyak cerita,  beliau punya 10 orang murid utama, tetapi tidak diketahui siapa saja murid tersebut,”pungkas Anang Abuk.

Ia menjelaskan untuk keperluan Haul Datu Abulung ini, panitia akan menyediakan lebih dari 6 ribu nasi samin. Selain itu seperti tahun sebelumnya ribuan jamaah akan memadati kawasan Masjid Syekh Abdul Hamid Abulung, Desa Sungai Batang, Kecamatan Martapura Barat, Kabupaten Banjar.

Dari berbagai sumber, dijelaskan Syekh Abdul Hamid Abulung dihukum mati atas perintah Sultan Tahmidillah, Raja Kesultanan Banjar dengan pertimbangan dari Mufti Besar Syekh Muhammad Arsyad Al Banjary, ketika itu. Sultan Tamhidullah I yang bergelar Panembahan Kuning bin Sultan Amrullah atau Tahlillulah, berkuasa pada 1700-1717.

Hukuman mati yang dijalankan untuk Datu Abulung adalah dimasukkan ke dalam kerangkeng besi. Kemudian, kerangkeng itu dimasukkan ke dasar Sungai Martapura. Namun, dengan karomahnya, Datu Abulung selalu muncul ke permukaan ketika tiba waktu shalat. Begitu usai melaksanakan kewajiban, kerangkeng itu tenggelam lagi. Kejadian itu terus berulang seperti kisah populer di tengah masyarakat Banjar, hingga kini.(jejakrekam)

 

Pencarian populer:Haul Datu Abulung,datu 10 murid datu abulung,Karomah Datu Abulung,Karomah syaikh abulung sungai batang,Keturunan Datu Abulung
Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.