Dimulai 2015, Permak Pasar Tungging Habiskan Dana Rp 6,6 Miliar Lebih

0

USAI direlokasi ke eks Pabrik Kayu Mimbar, keberadaan Pasar Tungging yang awalnya berada di bahu Jalan Belitung Darat, terus dibenahi. Dimulai era Walikota HA Yudhi Wahyuni dan dilanjutkan Walikota Muhidin, hingga teranyar masa Walikota Ibnu Sina.

TOTAL dana yang dicomot dari APBD Banjarmasin hingga 2018 ini mencapai Rp 6,6 miliar lebih. Rinciannya, sebelum dipindah terlebih dulu disusun rencana tata bangunan lingkungan (RTBL) kawasan Pasar Tungging yang ketika ditangani Dinas Pengelolaan Pasar Banjarmasin, digelontorkan dana Rp 171 juta dalam APBD 2015.

Usai RTBL rampung, proyek revitalisasi Pasar Tungging pun digarap dengan dana Rp 1,8 miliar dalam APBD 2015. Leading sectornya tetap berada di Dinas Pengelolaan Pasar Banjarmasin di era Walikota Muhidin.

Tak terhenti sampai di situ, dalam APBD Banjarmasin 2016 kembali dialokasikan dana Rp 2 miliar untuk proyek revitalisasi Pasar Tungging. Berlanjut lagi, usai dinas itu dilebur ke Dinas Perdagangan dan Perindustrian Banjarmasin kembali dipatok anggaran proyek Rp 1,5 miliar untuk revitalisasi Pasar Tungging.

Cukupkah? Ternyata program revitalisasi Pasar Tungging kembali dilanjutkan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Banjarmasin. Untuk sumber dana berasal dari APBD Banjarmasin 2018, disuntik Rp 1,2 miliar dan digarap pemenang tender  CV Anggung Membangun. Sedangkan, di papan nama proyek tercantum nama konsultan pengawas, CV Gambar Konsultan.

Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, Khairil Anwar mengakui program revitalisasi dilakukan secara bertahap sejak 2015 lalu. “Proses pengerjaan Pasar Tungging dimulai di bagian belakang dulu. Nanti akan sampai ke bagian depan untuk dipermanenkan,” kata Khairil Anwar saat dikontak jejakrekam.com, Kamis (23/8/2018).

Dia menyebut proyek lanjutan ini menggunakan dana APBD sekitar Rp 900 juta. Bahkan, menurut Khairil, proyek revitalisasi Pasar Tungging ini sudah diketahui para pedagang yang menempati ratusan kios di pasar terletak di Jalan Belitung Darat, Kelurahan Kuin Cerucuk, Banjarmasin Barat itu.

“Kami memang mempermak bangunan fisik pasar untuk kenyamanan pedagang dan pembeli, agar Pasar Tungging sebagai pasar malam bisa lebih tertata,” tuturnya.

Ia memastikan semua pedagang di Pasar Tungging telah didata, sehingga ketika program penataan dilakukan tetap mendapat tempat berjualan yang layak. “Semua sudah terpenuhi,” kata Khairil Anwar.

Meski proyek pembangunan pondasi atap Pasar Tungging dengan sistem betonisasi, Khairil menjamin tak mengganggu aktivitas perdagangan di pasar tersebut. “Masa penggarapan proyek itu dimulai dari pagi hingga pukul 16.00 Wita. Sedangkan, para pedagang Pasar Tungging mulai beraktivitas mulai pukul 17.00 Wita,” katanya.

Khairil Anwar menargetkan proyek revitalisasi Pasar Tungging yang dikenal dengan pasar malam itu akan rampung dalam tempo tiga bulan ke depan. “Insya Allah bisa selesai pada awal Desember 2018,” ucapnya.

Sementara itu, sejumlah pedagang Pasar Tungging mengaku sudah mengetahui proyek revitalisasi dengan berdiri besi penyangga di sekitar areal kiosnya.

Udin, salah satu pedagang konvensi Pasar Tungging mengaku belum tahu apakah nantinya ketika pasar ini rampung akan pungutan. “Untuk sementara, kami hanya bayar retribusi pasar dan lainnya tiap bulan. Entahlah kalau nantinya sudah ditata, apakah ada pembayaran,” ucap Udin.

Seorang pedagang mainan di Pasar Tungging mengaku tak merasa terganggu dengan aktivitas revitaliasi pasar tersebut. Hanya saja, serupa dengan Udin, pedagang yang enggan dikutip namanya ini juga belum tahu apakah ada perubahan kebijakan terkait pungutan resmi di Pasar Tungging.

“Yang pasti, sampai sekarang kami hanya bayar kewajiban berupa retribusi pasar dan lainnya. Apakah nanti akan sewa kios atau tidak, ya kami menunggu proyek ini selesai,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.