Kai Api Diberangkatkan Umroh oleh Trans 7

0

MUHAMMAD Arsyad, mantan atlet lari yang akrab disapa warga Banjarmasin dan sekitarnya dengan sebutan Kai Api, tampil di acara Hitam Putih Trans 7, yang dipandu Deddy Corbuzier, Jumat (17/8/2018).

DITANYA Deddy mengapa memilih menjadi pemain akrobat? Kai Api menjawab dengan bahasa Indonesia bercampur Banjar ini, memiliki niat hati untuk menghibur masyarakat, sekaligus mencari nafkah melalui aksinya.

“Sudah 16 tahun kai main api. Alhamdulillah kai masih sehat dengan umur 79 tahun,” ucapnya.

Diakui Kai Api, penghasilannya dari bermain api hanya cukup untuk keperluan hidup keluarganya di rumah. “Jadi pemain akrobat api ini, kadang-kadang hasil dikasih orang itu sekadar untuk menyambung hidup keluarga,” katanya.

Ditambahkannya, dalam aksinya untuk menyambung hidup dan mengumpulkan sedikit demi sedikit dari uang yang didapatkannya ini, ditabung untuk pergi ke tanah suci. “Kai ingin naik haji,” ucapnya dengan mata berbinar.

Mendengar hal tersebut dari acara Hitam Putih Trans 7 melalui Deddy memberikan hadiah kepada pria yang di masa mudanya sudah membawa nama kalsel di kejuaraan lari ini. “Kita menyiapkan sedikit buat kai, kita menyediakan hadiah dua paket umroh,” ucap Deddy.

Usai mendapatkan hadiah, Kai Api pun secara spontan memeluk Deddy sembari meneteskan kembali air matanya dan melakukan sujud syukur atas diberangkatnya menuju tanah suci.”Bisa sama neneknya berangkat?” tanyanya kepada Deddy.

Deddy menjawab sama siapa pun yang kai mau. “Kai berangkat sama neneknya ya, doakan kai berangkat dengan selamat,” harapnya.

Dijelaskan Deddy, ini adalah salah satu contoh dari mereka yang berjuang dengan latihan yang luar biasa dengan membawa nama Indonesia yang seharusnya tidak dilupakan.

“Dari minggu lalu kita berdiskusi dengan tim hitam putih untuk 17 Agustus ini kita mau berbuat apa dan mau mengundang siapa. Sampai sempat kita mau ke Istana Negara untuk meliput tentang upacara di sana. Tapi kita tahu ada yang lebih penting daripada itu. Kita tahu masih banyak mereka yang terlupakan, meski bendera kita berkibar dengan luar biasanya di atas, tetapi kita tidak boleh lupa pada mereka yang berada di bawah,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.