Jalan Sunyi Wayang Banjar, Bertahan di Tengah Budaya Makin Glamor

0

DI ERA sekarang, wayang kulit Purwa Banjar merupakan pertunjukan jalan sunyi. Minim peminatnya, seret regenerasi. Namun, sebagian orang berupaya membangkitkannya kembali. Ditampilkan dalam Pagelaran Karasminan Banua Seribu Sungai di Taman Budaya Kalsel, Jum’at (17/8/2018) malam.

PERTUNJUKAN wayang dipersembahkan Sanggar Kumajaya dari Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Dimainkan oleh Saidi. Dalang yang sudah 20 tahun mengabdi dunia kesenian wayang kulit Banjar. Pagelaran wayang dibikin larut malam alias semalam suntuk. Dimulai pukul 23.00 WITA hingga menjelang waktu subuh.

Meski demikian, pertunjukan tetap dihadiri oleh puluhan penonton sampai dini hari. Secara umum, pertunjukan ini mengisahkan tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Banjar. Pesan inti yang ingin disampaikan Sanggar Kumajaya adalah: jangan miskin harta, ilmu, dan iman.

“Jadi dikemas acak dan jenaka saja. Mengisahkan kehidupan sehari-hari untuk menyampaikan pesan ini. Juga diundang untuk memperingati Hari Jadi Kalsel yang ke-68,” ucap Saidi.

Berjalan susah payah, kesenian wayang kulit Banjar diakui Saidi, mulai kurang peminat, khususnya dari kalangan pelaku seni. Alasannya, kurang mendapat dukungan dari berbagai pihak dalam melestarikan salah satu kesenian ini.

Meski demikian, Saidi mengaku tetap mencoba melakukan regenerasi. Di kampungnya yang berlokasi di Tabihi, Kecamatan Padang Batung, Hulu Sungai Selatan telah terkumpul empat dalang. Terdiri dari dua orang laki-laki, sisanya perempuan.

Sementara itu, salah satu warga Kota Banjarmasin, Via mengatakan kesenian wayang kulit sangat jarang ditampilkan di Kota Banjarmasin. “Ini merupakan penampilan seni tradisional yang harus dilestarikan,” ucapnya.

Ditanya harapan, Via menjawab simpel saja: gelar pertunjukan wayang kulit sesering mungkin. “Kalau perlu, dua atau tiga kali dalam satu bulan. Hitung-hitung ini juga untuk mengedukasi masyarakat kita,” pungkasnya.(jejakrekam)

Pencarian populer:pertunjukan wayang kulit daerah banjar,wayang kulit dalang saidi
Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.