Foto : Iman Satria
ANGKA penjualan sapi dan kambing yang jadi hewan kurban dalam perayaan Hari Raya Idul Adha dan tiga hari setelah (hari Tasriq) di Banjarmasin, mengalami penurunan. Hal ini ditengarai akibat banyak penjualan hewan kurban dadakan serta para calon yang memainkan harga.
“KEBANYAKAN sapi yang dijadikan hewan sembelihan dalam ibadah kurban pada Hari Raya Haji ini, didatangkan dari Bali, Madura, Pulau Kangean dan Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT),” ucap pemilik stal sapi, Haji Hasan di Jalan Rantauan Keliling (RK) Ilir, Pekauman, kepada jejakrekam.com, Jumat (17/8/2018).
Dia tak memungkiri angka penjualan sapi kurban relatif menurun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Haji Hasan menyebut semua ini diduga banyaknya para pedagang sapi dadakan dan para calo yang kerap memainkan harga, mengambil keuntungan ketika animo masyarakat inggi untuk membeli hewan kurban.
Harga jual sapi kurban yang dibandrol Haji Hasan cukup beragam. Untuk ukuran sapi berat 200-250 kilogram dipatok seharga Rp 12 juta. Sedangkan, terbesar dengan berat 600-700 kilogram dibandrol Rp 42 juta.
“Untuk harga masih bisa nego. Kami mendatangkan ratusan sapi untuk keperluan ibadah kurban. Saat ini, banyak yang membeli sapi ukuran kecil. Makanya, stoknya habis,” kata Haji Hasan.
Dia memperkirakan puncak penjualan sapi ini akan berlangsung pada dua hingga tiga hari lagi, menjelang datangnya Hari Raya Idul Adha 1439 Hijriyah. “Hingga H5, sapi-sapi akan didatangkan kembali dari Bali, Madura, Pulau Kangean dan Kupang,” ucap Haji Hasan.
Senada Haji Hasan, pedagang kambing untuk hewan kurban, Saniah juga mengungkapkan angka permintaan cukup meningkat tajam. Untuk memenuhi permintaan pasar, kambing-kambing pun didatangkan langsung dari Madura, Jawa Timur. “Harga kambing berkisar Rp 1,5 juta hingga Rp 4 juta per ekor. Dengan ukuran berat dari 16 kilogram, 25 kilogram dan 35 kilogram per ekor,” tuturnya.(jejakrekam)