Yayasan Al-Ajyb Ajarkan Anak Jalanan Ilmu Agama

0

KETUA Yayasan Al-Ajyb Taufan Budi Eka Saputra mengungkapkan, sebelum terbentuknya yayasan, Al-Ajyb awalnya adalah komunitas.

KOMUNITAS syiar jalanan yang berada di perempatan Pasar Lama ini, diinisiasi oleh Muhammad Algi Rifani dibantu KAMMI Komisariat Seribu Sungai. Namun, usai berhenti kuliah pada semester 7 di Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari dan keluar dari keanggotaan KAMMI Komisariat Seribu Sungai, komunitas ini dikelola Algi, yang kemudian bertemu dengan Taufan.

“Dulu bagian dari agenda gerakan sosial KAMMI. Di belakang Masjid Agung Miftahul Ikhsan, ada Gang Begeteng. Dari situ, komunitas ini biasanya berkumpul, hingga kini berpindah ke Gang Ketawa, Kelayan Luar, Banjarmasin Tengah. Komunitasnya terdiri dari pengamen maupun pengemis,” katanya.

Diakui Taufan, Algi yang sekarang menjabat Sekretaris Yayasan Al-Ajyb rutin mengunjungi mereka sambil mengajak ke pengajian untuk belajar iqra, hingga terkumpul lebih dari 30 anak jalanan yang berumur dari 15 hingga 30 tahun ke atas.

Mahasiswa FISIP Uniska ini menerangkan, untuk sekarang yang sudah masuk dalam santri Al-Ajyb ada enam orang yang masih bertahan. Ditambahkannya, Apabila pembinaannya sudah selesai, maka mereka akan menjadi tenaga-tenaga pembantu yang membantu Aldi dalam merangkul anak-anak jalanan yang lain. “Jadi, kelompok itulah yang membuat kelompok lainnya,” ucapnya.

Bagaimana cara mengumpulkan mereka? Taufan mengungkapkan, caranya dengan mendatangi secara intensif dan saling berkomunikasi yang dilakukan dalam beberapa bulan. Bahkan, saat diajak tidak ada penolakan dari anak jalanan tersebut.

“Kalau kesulitannya hanya di dana, karena Aldi menggunakan dana pribadi untuk memberi makan anak jalanan yang dibinanya,” jelasnya.

Ditanya berapa lama proses pembentukan yayasan, Taufan mengatakan, pada tahun 2012 hingga 2015 bernama Komunitas Syiar Jalanan. Kemudian, berganti menjadi Syiar Miftahul Ihsan di tahun 2015. Lalu diganti menjadi Pengajian Almisbah pada 2016 hingga 2017. Hingga berganti menjadi Majelis Al-Ajyb pada 2017 sampai 2018. Terakhir, berganti menjadi sebuah yayasan yang sudah memiliki SK.

Taufan menerangkan, anak jalanan yang dibinanya berinisiatif ingin membentuk sebuah yayasan. Hal itu direspon baik oleh Taufan bersama Algi. “Kami mempelajari dulu apa saja yang bisa dilakukan apabila sudah terbentuk yayasan. Hingga di akhir Ramadhan lalu, kami melakukan musyawarah dengan binaan-binaan santri majelis Al-Ajyb yang menghasilkan kesepakatan, pembentukan yayasan ini memang dibentuk dari dana pribadi mereka,” jelasnya.

Pada Ramadhan, pihaknya melakukan agenda penggalangan dana bersama beberapa kawan-kawan mahasiswa, baik dari Uniska, MAB, ULM, dan UIN Antasari hingga Universitas Terbuka dengan mengadakan penggalangan dana di perempatan Hotel A.

Penggalangan ini dimulai dari waktu Ashar hingga Maghrib yang dilanjutkan dengan teaterikal di Pasar Wadai Ramadhan, yang diinisiasi oleh anak jalanan binaanya sambil mengamen sebagai bentuk ketidakperhatian Pemkot Banjarmasin kepada anak jalanan.

“Karena Ibnu sina tak memperhatikan anak jalanan. Apalagi, kami sempat bertemu dan diberi janji sebelum mencalon sebagai Walikota akan membangun rumah binaan bagi anak jalanan. Tetapi hingga sekarang belum ada realisasinya,” cetusnya.

Dijelaskannya, puncak teaterikal ini bertempat di depan Balaikota Banjarmasin, yang salah satu tokoh utamanya itu bernama Ibnu Siaga sebagai Walikita, ada pula peran pengamen, pengemis, tukang becak, dan Satpol PP,” terangnya.

Dikatakannya, hasil penggalangan dana yang terkumpul sebanyak Rp 1.8 juta. Kemudian ditotalkan lagi dari kumpulan anak jalanan selama satu bulan dan dari pengurus hingga donatur, yang terkumpul hingga lebih dari Rp 3 juta.

“Dari dana tersebut digunakan untuk pembentukan yayasan dari notaris.Jadi, murni dari anak-anak jalanan dan mereka mempercayakan kami untuk mengelola yayasan ini agar aspirasi mereka terpenuhi,” katanya.

Taufan berharap Yayasan Al-Ajyb bisa membuat pesantren khusus anak jalanan, baik itu pengemis, pengamen, yang akan dirangkul untuk ikut dalam pendidikan agama Islam bagi anak jalanan. “Insya Allah nanti akan kami realisasikan pondok pesantren,” ucapnya.

Pihaknya juga berencana akan melakukan pengembangan khusus bagi anak jalanan dengan memberikan pelatihan, baik itu seni maupun berwirausaha. “Selain mendapatkan ilmu agama untuk di akhirat, mereka juga mendapatkan ilmu di dunia,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.