Foto : Arpawi
KEBERAGAMAN khazanah budaya Dayak, Melayu, Banjar dan suku lainnya di Pulau Kalimantan disuguhkan dalam Festival Pesona Budaya Borneo II-2018 yang berpusat di Gubernuran Kalsel, Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin pada 11-15 Agustus 2018.
SELAKU tuan rumah, Ketua Dewan Adat Dayak (DAD) Kalimantan Selatan Difriadi Darjat berharap lewat momentum yang berlangsung lima hari dan diikuti seluruh DAD se-Kalimantan, serta suku-suku lainnya bisa menunjukkan betapa kaya dan beragamnya budaya Dayak yang jenius.
“Ini menunjukkan bahwa di Pulau Kalimantan sudah terwujud konsep Bhinneka Tunggal Ika. Sebagai penduduk asli Kalimantan, suku Dayak tersebar di seluruh Pulau Borneo. Ini tentu banyak catatan sejarah dan peninggalan leluhur berupa benda arkeolog yang masih terjaga,” tutur mantan Wakil Bupati Tanah Bumbu ini.
Difriadi Darjat juga membacakan sambutan dari Presiden Majelis Adat Dayak Nasional (MADN) Cornelis yang juga Gubernur Kalimantan Barat, berpesan agar masyarakat Dayak sebagai bagian dari bangsa Indonesia untuk terus menjaga seni, budaya, adat istidat dan lainnya sebagai identitas masyarakat Dayak.
“Selama ini, masyarakat Dayak hidup harmonis dengan suku-suku lainnya yang ada di Kalimantan. Makanya, kita perlu pelihara agar Kalimantan tetap aman dan damai,” ucapnya.
Sementara itu, perwakilan dari Lembaga Adat Dayak Paser, Kalimantan Timur, Udin mengakui sengaja datang ke Banjarmasin untuk menunjukkan khazanah budaya yang ada di Kalimantan Timur, khususnya di Kabupaten Paser.
“Ada beberapa lomba yang kami ikuti, seperti lomba memahat khas Dayak. Jadi, sisi kearifan lokal yang harus kita tunjukkan sebagai identitas budaya Dayak yang kaya di Kalimantan,” tutur Udin.
Dalam Festival Pesona Budaya Borneo II, ada beberapa lomba yang dihelat seperti tari tradisi kreasi, kuliner, melukis di atas kanvas, pahat perisai/telawang, menyumpit, balogo, bagasing, desain laung, fotografi dan lainnya.(jejakrekam)