Angkringan Panglima Makin Menggeliat di Tengah Persaingan Bisnis Kuliner

0

PERIBAHASA rajin pangkal pandai, hemat pangkal kaya, benar-benar mengilhami Dicky. Bisnis kuliner berbasis makanan tradisional telah menggurita di Banjarmasin. Menangkap peluang itu, Dicky pun memberanikan diri membuka angkringan khas Yogyakarta di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

ANGKRINGAN Panglima, begitu Dicky memberi nama. Membidik kawasan pemukiman padat penduduk di Jalan Dahlia Raya, Dicky pun menyewa lokasi depan gerai minimarket berjaringan nasional. Menyuguhkan makanan khas Kota Gudeg, seperti sate ayam, jeroan dan lainnya dibandrol dengan harga tak merogoh kocek dalam-dalam.

Ternyata,  hanya ribuan perak itu mengundang minat para pembeli. Mereka pun rela antre mengerubungi gerobak angkringan milik Dicky. Untuk malam Minggu, Angkringan Panglima ini bisa buka hingga larut malam, sekira pukul 01.30 Wita.“Kalau harga menu makanan, kami juga lebih murah. Kalau dari segi rasa, silakan beradu,” kata Dicky, kepada jejakrekam.com, seraya berpromosi, Sabtu (11/8/2018) malam.

Menurut Dicky, membidik pasar kuliner dengan banyaknya pesaing, mesti pintar-pintar membaca peluang. Berawal dari senang nongkrong malam-malam, Dicky bersama teman-temannya alumni SMPN 4 Banjarmasin kemudian membuka bisnis angkringan yang identik dengan pedagang kaki lima (PKL) agar lebih merakyat. Ya, dibandingkan café atau sejenisnya yang mulai menjamur di Banjarmasin.

Ia mengakui harus pandai berhitung, karena sewa yang harus dibayar cukup tinggi Rp 750 ribu per bulan. Dengan mengandalkan harga murah, namun bukan murahan, Dicky pun tetap menjaga rasa agar tetap bertahan di tengah persaingan bisnis angkringan.

Menu tahu, tempe, usus ayam, telur ayam dan sebagainya dibumbu olesan kacang, plus minuman panas dan dingin, jadilah Angkringan Panglima jadi pilihan warga di seputar Jalan Dahlia Raya. Agar terlihat merakyat dan ala lesehan Jogja, Dicky pun menggelar tikar di halaman ruko minimarket itu.

“Alhamdulillah, dengan membuka angkringan plus layanan wifi gratis, ternyata menarik minat para pembeli. Ya, setidaknya, dari usaha ini, saya bisa membiayai kehidupan keluarga,” ucap Dicky yang juga berprofesi guru SD ini.(jejakrekam)

 

 

Penulis Sirajuddin
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.