Pelajaran dari Gempa Bumi

Oleh : Mulyaningsih, S.Pt

0

INDONESIA kembali berduka dan menangis. Hingga saat ini diketahui sudah lebih dari seratus orang meninggal dunia. Mereka tertimpa bangunan yang roboh karena guncangan gempa dengan kekuatan 7 Skala Richter (SR) ini.

KEPALA Pusat Data Informasi dan Humas BNPT, Sutopo Purwo Nugroho menyebutkan bahwa daerah yang terparah di Kabupaten Lombok Utara dan Timur dan Kota Mataram. Selain itu setidaknya ada ratusan korban luka-luka dan hampir semuanya dirawat di luar Puskemas dan rumah sakit karena kondisi bangunan yang rusak serta khawatir akan terjadi gempa susulan. Ribuan rumah, pertokoan dan perkantoran mengalami kerusakan parah. Diperkirakan korban akan terus bertambah.

BMKG menyatakan bahwa gempa 7 SR adalah gempa utama (main shock) dari serangkaian gempa sebelumnya. Artinya adalah sangat kecil kemungkinan akan terjadi gempa sususlan dengan kekuatan yang lebih besar. Namun demikian, warga setempat terutama yang berada di wilayah pesisir harus tetap waspada. (islamIndonesia, 6/8)

Bagi masyarakat Indonesia, gempa bumi bisa dianggap sebagai peristiwa alam yang tak asing karena memang kerap terjadi. Kemudian, apakah yang seharusnya dilakukan ketika terjadi gempa bumi? Lantas kemudian apakah setiap gempa hanya sekedar fenomena alam belaka atau ada sesuatu dibalik peristiwa tersebut?

Pandangan Islam

Islam adalah agama yang sempurna dan paripurna. Tak sekedar mengatur masalah ibadah saja tetapi mengatur seluruh persoalan hidup manusia. Baik yang berhubungan dengan Sang Pencipta, manusia lain atau dirinya sendiri. Rambu-rambunya jelas, padat, lengkap serta bisa langsung diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.

Begitu pula dengan kejadian yang menimpa saudara-saudara kita di Lombok, Islam mempunyai pandangan tersendiri. Sebagai seorang muslim maka sudah semestinya semua yang melanda pada kita harus disandingkan dengan Islam. Bagaimana Islam memandang lantas kemudian apa yang harus dilakukan oleh manusia.

Pertama adalah kita harus bersabar dan melakukan muhasabah. Dengan adanya kejadian tersebut maka Allah masih sayang terhadap kita. Mengapa demikian? Karena gempa adalah suatu peringatan dari Allah SWT. Maka sudah sewajarnya kita melakukan muhasabah diri dan segera berbenah agar Allah ridho pada kita. Muhasabah terhadap segala sesuat yang telah kita perbuat dan ucapkan. Apakah semuanya sudah sesuai dengan perintah Allah ataukah sebaliknya.

Kemudian adalah dengan mempertebal keimanan kita, segala sesuatu yang ada di bumi dan langit semua atas kuasa Allah. Dan segala macam bencana itu akibat dari perbuatan manusia semata. Sebagaimana firman Allah SWT. “Dan musibah apa saja yang menimpa kalian, maka disebabkan oleh perbutaan tangan kalian sendiri, dan Allah mema’afkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu) (TQS. Asy-Syuura: 30).

Firman Allah yang lain: “Nikmat apapun yang kamu terima, maka itu dari Allah, dan bencana apa saja yang menimpamu, maka itu karena (kesalahan) dirimu sendiri.” (TQS. An-Nisaa: 79). Selayaknya sebagai manusia yang mempunyai kelemahan, keterbatasan serta serba kurang dalam hal apapun maka segeralah bertaubat, kembali pada jalan yang Allah ridhoi. Jalan tersebut adalah Islam.

Karena Islam tak hanya mengatur masalah ibadah ritual saja, namun mengatur semuanya. Sehingga haruslah kita menerapkan Islam dalam kehidupan kita secara kaffah (menyeluruh). Agar kesejahteraan itu akan di rasakan oleh manusia dan makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Tentulah keberkahan akan turun dari langit dan akan muncul dari bumi.

Kedua adalah amar ma’ruf nahi munkar. Manusia adalah makhluk yang sempurna, karena Allah telah membekali kita dengan akal. Namun dengan akal tersebut terkadang malah bisa menjerumuskan manusia pada jalan yang salah. Sehingga perlu adanya amar ma’ruf agar dapat saling mengingatkan satu sama lain.

Ketiga adalah segera menjalankan apa saja yang Allah perintahkan. Kembali pada jalannya adalah kunci dari semuanya. Agar keberkahan datang pada manusia serta kesejahteraan bisa didapatkan oleh semua makhluk, keberkahan dari langit dan bumi. Layaknya negeri tandus yang tersirami dengan air dan akhirnya menjadi subur. Begitu pula jika kita menerapkan Islam dalam kehiduapan ini. Hanya dengan menerapkannya maka ketenangan akan didapatkan.

Sebagaimana pada masa khalifah Umar bin Khattab RA menjadi seorang khalifah, kota Madinah ernah dilanda gempa bumi. Kala itu Umar berkata kepada rakyatnya, “Wahai manusia, apa ini? Alangkah cepatnya apa yang kalian kerjakan (dari maksiyat kepada Allah)? Andai kata gempa ini kembali terjadi, aku tak akan bersama kalian lagi!”

Ceritanya yang sama juga terjadi pada masa khalifah Umar bin Abdul Aziz. Beliau tidak tinggal diam saat terjadi gempa. Beliau dengan cepatnya mengirimkan surat kepada seluruh wali (gubernur) negeri. Isi dari surat tersebut adalah, Amma ba’du, sesungguhnya gempa ini adalah teguran dari Allah kepada hamba-hambanya dan saya telah memerintahkan kepada seluruh negeri untuk keluar pada hari tertentu, maka barangsiapa yang memiliki harta hendaknya bersedekah dengannya.”

Dari fakta sejarah di atas maka sudah selaknya kita mengambil pelajaran dari peristiwa gempa ini. Tak hanya sekadar peristiwa  alam belaka namun lebih dari itu. Sudah saatnya agar kita kembali pada jalanNya. Segera menerapkan Islam secara menyeluruh dalam kehidupan ini, tanpa ada batasan. Mari bersama-sama berjuang untuk menerapkannya sesegera mungkin. Wallahu A’lam.(jejakrekam)

Penulis adalah Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Kalsel

Pemerhati Keluarga, Anak dan Remaja

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.