Susur Sungai Andai Penuh ‘Purun’, Walhi Desak Julukan Kota Seribu Sungai Dijaga

0

HARI Sungai Nasional 2018, diperingati Walikota Ibnu Sina dengan mengajak Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sumarto dan Dandim 1007/Banjarmasin, Letkol Inf Teguh Wiratama dengan menyusuri sungai yang berada di pelosok kota. Tepatnya, di kawasan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin Utara yang terkoneksi dengan dua daerah tetangga, Kabupaten Banjar dan Barito Kuala, Sabtu (28/7/2018).

MENERABAS sungai yang masih perawan dengan rerumputan liar yang disebut purun tikus, rute baru dengan beberapa klotok dan dikawal Satgas Kebersihan 23 Sungai Andai, layaknya sebuah petulangan, Walikota Ibnu Sina dan petinggi daerah lainnya pun tampak menikmati susur sungai ala pedalaman Kalimantan ini.

“Rute yang kita susur adalah rute baru untuk nantinya jadi destinasi wisata susur sungai di Banjarmasin,” kata Walikota Ibnu Sina kepada wartawan, yang mengikuti rombongan.  Mantan anggota DPRD Kalsel ini mengatakan wisata susur sungai yang menyasar kawasan Sungai Andai untuk menumbuhkan semangat Hari Sungai Nasional 2018.

Untuk itu, Ibnu Sina mengajak agar keasrian kawasan itu tetap dijaga, karena bisa menjadi objek wisata yang dijual kepada para pengunjung. Menariknya, rombongan pun sempat terhambat perjalanan, ketika beberapa pohon tumbang yang menghalangi laju klotok. Untungnya, para Satgas Kebersihan 23 Sungai Andai langsung menceburkan diri, dan membuang batang pohon yang tumbang tersebut. Termasuk, membersihkan rerumputan liar dan purun tikus yang jadi bahan utama kerajinan purun.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Walhi Kalsel, Kisworo Dwi Cahyono mengingatkan kembali bentangan sungai yang ada di Kalsel sepanjang 335,88 kilometer kini telah menjelma menjadi lubang tambang, sehingga posisinya mengancam ketersediaan dan kelestarian sumber daya air.

“Itu adalah fakta yang terjadi, dari bentang sungai keseluruhan yang ada di Kalsel baik berskala besar dan kecil mencapai 32.717 kilometer. Dengan kondisi ini, terkait tahun politik 2019 yang makin dekat, kami mendesak agar para calon, parpol dan elite untuk mengangkat isu lingkungan,” kata Kisworo.

Aktivis pencinta lingkungan dari Mapala Graminea ini mengatakan hanya rakyat yang peduli lingkungan, justru para elite yang menjadi contoh tidak memberikan hal itu. “Pemerintah harus menyelesaikan permasalahan sungai dari hulu hingga hilir, yang terarah dan terukur,” kata pria berambut gondrong ini.

Solusi yang ditawarkan Kisworo adalah mereview perizinan dan tuntut secara hukum serta mencabut izinnya. “Khusus untuk Banjarmasin sebagai kota seribu sungai harus dikembalikan, bukan nantinya menjadi kota seribu ruko dan kota seribu masalah,” ucap Cak Kiss, sapaan akrabnya.

Ia pun mendesak agar segera adili para penjahat lingkungan, mengakomodir penanganan masalah sungai dengan acuan kearifan lokal serta merencanakan pembangunan yang ramah lingkungan dan berkeadilan lintas generasi.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.