Sabtu Dinihari, Gerhana Bulan Total Sapa Banjarmasin dan Sekitarnya

0

FENOMENA gerhana bulan total (GBT) diprediksi akan kembali terjadi pada Sabtu (28/7/2018) dinihari di Indonesia, termasuk Banjarmasin dan sekitarnya. Observasi GBT dipastikan akan dilakukan mahasiswa Fakultas Syariah UIN Antasari bersama Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) Kalimantan di kawasan Siring Bekatan, Jalan Piere Tendean.

DOSEN ilmu falak Fakultas Syariah UIN Antasari Banjarmasin, Akhmad Syaikhu mengungkapkan dalam observasi GBT itu akan dibawa peralatan seperti teleskop, binokuler dan teodolit.

“Masyarakat boleh memanfaatkan peralatan tersebut untuk mengamati. Ini adalah gerhana terlama pada abad ini,” ucap Akhmad Syaikhu kepada jejakrekam.com, Rabu (25/7/2018).

Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Kalsel periode 2012-2017 ini menjelaskan mengapa terjadi gerhana bulan saat sebagian atau keseluruhan permukaan bulan  tertutup oleh bayangan bumi. “Itu terjadi bila bumi berada di antara matahari dan bulan pada satu garis lurus  yang sama, atau ketiga benda langit itu berada pada bujur ekliptika yang sama. Akibatnya sinar matahari tidak dapat mencapai bulan karena terhalang oleh bumi,” paparnya.

Nah, menurut Syaikhu, berdasar informasi akhir Juli ini, tepatnya pada Sabtu (28/7/2018) dinihari akan terjadi fenomena gerhana bulan yang juga menyapa Banjarmasin.

“Fenomena ini dimulainya dengan gerhana penumbra yang menutup permukaan purnama dengan bayangan tipis dimulai pukul 01.15 Wita. Sedangkan, gerhana sebagian (partial eclipse) akan dimulai pukul 02.24 Wita. Pada pukul 3:30 Wita, gerhana memasuki fase total, yaitu menutup seluruh permukaan bulan yang puncaknya terjadi pada pukul 4:21 Wita,” ungkapnya.

Masih menurut Syaikhu, gerhana akan berakhir pada 06.19 Wita saat matahari ditimur terbit, bersamaan dengan terbenamnya bulan di ufuk barat.

Berapa lama terjadinya? Magister astronomi jebolan sebuah universitas di Semarang, Jawa Tengah ini mengatakan GBT kali ini merupakan gerhana bulan terlama di abad ini. Ia menjelaskan fase total gerhana dimulai pukul 3.30 – 5.13 wita, artinya orang bisa saksikan fase totalnya selama 103 menit atau 1 jam 43 menit.

Mengapa GBT ini kali ini lebih panjang? Syaikhu menjelaskan lagi, ada dua penyebabnya, pertama karena lintasan bulan  dekat dengan garis tengah lingkaran bayangan bumi. Kedua bulan berada dalam jarak terjauh dengan bumi.  “Dengan kedua faktor itu purnama berada dalam bayangan gelap bumi lebih lama dari biasanya,” tuturnya.

Apakah akan melakukan pengamatan? Fakultas Syariah UIN Antasari akan melakukan observasi Gerhana bulan tersebut pada 28 Juli 2018 dinihari di Siring Patung Bekantan Jalan Pierre Tendean Banjarmasin. “Kami akan membawa peralatan teleskop dan binokuler serta teodolit untuk memantau peristiwa langka tersebut. Bagi masyarakat yang berminat silakan nanti bergabung dengan kami,” pungkas Syaikhu.(jejakrekam)

 

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.