Mutu Sawit Masih Rendah, Gapki Kalsel Sebut Harga Anjlok Akibat Panen Raya

0

AKHIR-akhir ini petani sawit di beberapa daerah di Kalimantan Selatan kelimpungan. Mereka resah gara-gara harga tandan sawit anjlok, ketika panen raya tiap tahun terutama di perkebunan rakyat. 

HARGA sawit dari perkebunan rakyat  dibeli turun drastis dan bervariatif dari Rp 950 hingga Rp 650 per kilogram. Harga ini jauh dari penetapan harga yang mengacu ke Permentan Nomor 1 Tahun 2018 dengan harga Rp 1.400 per kilogram.

Sekretaris Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) Kalimantan Selatan, Hero Setiawan berpendapat turunnya harga sawit terjadi saat ini, karena tengah memasuki masa panen raya. “Sementara kapasitas olah pabrik terbatas. Jadi, tidak serta merta bisa langsung ditingkatkan, sehingga terjadi surplus tandan buah segar (TBS),” ucap Hero Setiawan kepada jejakrekam.com di Banjarmasin, Sabtu (21/7/2018).

Ia mengungkapkan para petani sawit yang memiliki surat tanda daftar budi daya (STDBD), bisa melakukan kontrak penjualan buah kepada pabrik kepala sawit. “Tentunya, harga bisa disesuaikan dengan apa yang ditetapkan pemerintah,” kata Hero Setiawan.

Menurut dia, dalam STDBD bisa diketahui bahwa jenis sawitnya adalah tertera dan bibitnya bersertifikat. Hero menyebut banyak petani sawit di Kalimantan Selatan, justru yang menanam sawit dura dan membeli bibit sembarangan.

Hero menuturkan petani sawit saat ini masih sangat perlu pendampingan dari semua pihak. Terutama, dalam melakukan usaha sawitnya mulai dari pemilihan bibit, perawatan, pemupukan serta sistem panennya.

“Dengan begitu kualitas yang diukur dari besarnya rendemen minyak sawit. Setidaknya, bisa menyamai dengan rendemen minyak sawit yang dimiliki perusahaan yaitu minimal 23 persen. Sedangkan, rendemen minyak sawit di tingkat petani masih banyak di bawah 20 persen,” pungkas Hero.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.