Rosehan : Sudah Sepatutnya Juara Dunia Karate Tradisional Fauzan Noor Diapresiasi Pemda

0

MANTAN Wakil Gubernur Kalimantan Selatan HM Rosehan Noor Bachri pun angkat suara. Ia mengaku prihatin ketika prestasi juara dunia karate tradisional di Praha, Republik Ceko yang berlangsung pada awal Januari 2018, Fauzan Noor ternyata baru diketahui belakangan ini.

“APAPUN nama apakah itu tergolong olahraga prestasi, olahraga tradisional atau lainnya, termasuk juara oliampiade sains tingkat dunia harus mendapat perhatian penuh dari pemerintah daerah. Bagaimana pun, atlet itu telah membawa harum nama Kalimantan Selatan,” ucap HM Rosehan NB kepada jejakrekam.com, di Banjarmasin, Kamis (19/7/2018).

Dia mengungkapkan sewaktu menjabat Wakil Gubernur Kalsel periode 2005-2010, pernah para atlet melakukan aksi unjuk rasa ke Kantor Gubernur Kalsel di Banjarmasin pada 2009 silam. Ketika itu, diceritakan Rosehan, para atlet menuntut kesejahteraan hidupnya sebanding dengan prestasi yang ditorehnya.

“Waktu itu, saya malah menantang mereka untuk menunjukkan prestasi. Eh, ternyata terbukti mereka meraih juara dan mengharumkan nama Kalsel,” ucap Rosehan.

Ketua Pengda Persatuan Angkat Berat, Binaraga, Angkat Besi Seluruh Indonesia (PABBSI) Kalsel ini memenuhi janjinya untuk menangkat para atlet berprestasi menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Terlebih dulu, ketika itu, Rosehan berkonsultasi dengan Gubernur Kalsel Rudy Ariffin dan Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kalsel, HM Thamrin, hingga Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Taufiq Effendi.

“Waktu itu, formasi penerimaan PNS tak lagi menerima lulusan SMA, harus sarjana (S1). Ini juga yang menjadi kendala, makanya dipekerjakan dulu sebagai pegawai honorer. Makanya, apa yang dilakukan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina menawarkan Fauzan Noor, juara karate tradisional dunia ITKF 2018 di Praha, Republik Ceko menjadi pegawai honorer terlebih dulu, sudah tepat,” tutur Rosehan.

Bagi anggota DPRD Kalsel ini, sudah sepatutnya atlet berprestasi sekaliber internasional seperti Fauzan Noor atau lainnya mendapat apresiasi tinggi, sebagai bentuk motivasi dan penghargaan.

“Terpenting itu tidak boleh diskriminatif. Artinya, siapapun yang berprestasi harus mendapat apresiasi. Bukan hanya bidang olahraga, tapi bidang lainnya seperti sains, penelitian dan lainnya,” cetus Rosehan.

Menurut dia, ketika atlet itu sudah masuk pelatnas atau pelatda dan sebagainya, konsentrasinya untuk meraih prestasi menjadi hal utama, sehingga terkadang kehidupannya kurang terperhatikan. “Jadi, sudah selayaknya, pemerintah daerah yang menjamin. Ini demi menjaga semangat bertanding mereka untuk meraih kemenangan dan prestasi,” kata Ketua Bappilu PDIP Kalsel ini.

Rosehan tak memungkiri kondisi sekarang sebelum diangkat menjadi PNS, terlebih dulu diangkat menjadi pegawai honorer. Apalagi, kini dengan sistem online, sehingga kewenangan pemerintah daerah pun menjadi terbatas.

“Ya, memang sekarang pusat perhatian kita tertuju kepada Lalu Muhammad Zohri, sprinter yang meraih juara dunia lari 100 meter di Finlandia. Makanya, jangan sampai ada kecemburuan, siapa pun yang menjadi juara dunia harus mendapat perhatian penuh, termasuk kepada Fauzan Noor,” tuturnya.

Kata Rosehan, harus ada skala prioritas bagi atlet-atlet berprestasi khususnya dari Kalsel, apakah memenangi PON, Sea Games, Asian Games atau kejurnas atau kejuaraan dunia. “Termasuk, para juara penelitian ilmiah dan bidang lainnya. Kehidupan mereka yang berprestasi itu harus mendapat perhatian pemerintah daerah sebagai komitmen untuk melahirkan sumber daya manusia yang unggul di daerah,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.