Pemkab Banjar Didesak Segera Benahi Pasar Terapung Lok Baintan

0

DITARIKNYA sejumlah pedagang Pasar Terapung Lok Baintan ke Pasar Terapung Banjarmasin di tepian Sungai Martapura, kawasan Siring Tendean, dikeluhkan Kepala Desa Lok Baintan Sapriansyah dalam status akun facebooknya.

KEGELISAHAN sang pambakal ini cukup beralasan. Hal ini disebabkan makin sepinya para pedagang berkayuh jukung di Pasar Terapung Lok Baintan pada hari Minggu, karena lebih memilih berjualan di kawasan pusat kota. Apalagi, kabarnya ada insentif yang diberikan pengelola Pasar Terapung Banjarmasin.

Padahal, Pasar Terapung Lok Baintan merupakan destinasi wisata dan situs warisan budaya Banjar yang lekat dengan kultur sungai. Status Pambakal Sapriansyah ini pun mendadak viral dan ditanggapi warganet. Dia pun meminta agar Gubernur Kalsel Sahbirin Noor dan Bupati Banjar Khalilurrahman agar segera bersikap, agar Pasar Terapung Lok Baintan tak tinggal nama seperti yang dialami Pasar Terapung Kuin.

“Benar, apa yang menjadi keluhan dan curhat Pambakal Lok Baintan Sapriansyah itu harus dijawab Pemkab Banjar. Bagaimana pun, Pasar Terapung Lok Baintan adalah situs budaya khas Banjar dan adanya di Kabupaten Banjar,” ucap Ketua DPRD Kabupaten Banjar, H Rusli kepada jejakrekam.com, Kamis (19/7/2018).

Menurut dia, DPRD Banjar telah menyetujui anggaran untuk pembinaan dan pengelolaan objek wisata, terkhusus lagi Pasar Terapung Lok Baintan. “Makanya, pembinaan para pedagang di Pasar Terapung Lok Baintan itu sangat penting. Akibat tak terbina, jangan salahkan mereka akhirnya memilih pindah berjualan ke Pasar Terapung Banjarmasin,” tutur legislator Partai Golkar ini.

Budayawan Kalsel HE Benyamine juga mengatakan pemerintah daerah tak perlu menyalahkan para pedagang Pasar Terapung Lok Baintan yang mencari untung. “Wajar jika mereka memilih hengkang ke Banjarmasin, karena stimulus yang diberikan Pemkot Banjarmasin,” ucap Benyamine.

Ia juga menganalisis keberadaan dua pasar ini masih dalam satu aliran Sungai Martapura, sehingga para pedagang pun bisa bebas memilih lokasi berjualan. “Jadi, tidak bisa dibatasi-batasi. Terpenting adalah bagaimana mereka bisa bertahan, dan mencari untung berjualan,” ucap budayawan yang sehari-hari mangkal di Lapangan Murjani Banjarbaru ini.

Benyamine pun menilai antara Pasar Terapung Lok Baintan dan Pasar Terapung Banjarmasin jelas tak sama. Sebab, menurut dia, Pasar Terapung Lok Intan tercipta secara alami dan menjadi gambaran budaya asli masyarakat Banjar.  “Beda dengan Pasar Terapung Banjarmasin yang buatan dan menonjolkan sisi komersial saja. Beda dengan Pasar Terapung di Bangkok, Thailand yang dirancang untuk mendekati aslinya,” ucapnya.

Ia pun mengingatkan agar Pemkab Banjar bertindak cepat dengan memelihara dan menjaga keasrian Pasar Terapung Lok Baintan. Caranya, membina para pedagang dan masyarakat sekitar. “Harus ada  inovasi dan langkah kreatif  agar tetap menjadi destinasi wisata, diantaranya ada even -even di Pasar Terapung Lok Baintan,” pungkas Benyamine.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.