Dikira Babi Hutan, Warga Karang Intan Berduel Dengan Beruang Madu

0

AKIBAT berduel dengan beruang madu, seorang warga Desa Sungai Alang RT 03, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Matrum mengalami sejumlah luka cakaran di tangan bagian kiri serta luka gigitan di bagian kepala dan wajah.

KEJADIAN hewan langka yang masuk dalam satwa dilindungi ini terjadi tidak jauh dari rumah Matrun pada, Senin (16/7/2018). Korban yang berlumuran darah langsung dilarikan ke Puskesmas Karang Intan 2 untuk mendapatkan pertolongan.

Oleh tim medis, luka korban langsung dibalut dengan perban. Selain itu, Matrun juga diberikan vaksin untuk menghindari racun atau virus dari beruang madu yang familiar disebut warga Pambayak itu. “Setelah subuh saya pergi ke kebun karet. Seperti biasa mau menyadap  karet. Saya mendengar ada suara yang dikira babi hutan,” ujar Matrum.

Karena mengira babi hutan, ia berencana mengusirnya sambil menenteng parang di tangan kiri. Ketika sudah dekat, ia pun menyabetkan parang. Bukannya terluka, beruang madu malah balik menyerang tangan yang membawa parang tersebut.

“Setelah menggengam tangan saya, hewan sebesar kambing itu berdiri menggigit kepala saya. Ia berhenti menyerang setelah saya jatuh lunglai ke tanah,” ujarnya seraya menambahkan ia sempat berjalan sendiri menuju puskesmas sebelum ditolong warga sekitar.

Di sisi lain, Kepala Dinas Kehutanan Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq menyampaikan melalui Kasi Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem, Rudiono Herlambang, beruang madu merupakan satwa yang dilindungi. Dikatakan Rudiono, pihaknya juga terus berusaha mencari beruang madu yang liar untuk ditangani masuk kandang sementara. Berdasarkan kejadian ini, katanya, pihaknya akan turun bersama tim lain untuk mencari keberadaan beruang madu tersebut.

“Secepatnya kami akan turun ke lokasi untuk mencari. Mudah-mudahan bisa ditemukan dan bisa kita tangani di dalam kandang. Seperti saat ini ada tiga hewan beruang madu yang kami tangani di Taman Hutan Raya (Tahura) Sultan Adam. Itu ditangani secara khusus bila sudah jinak dikembalikan ke habitat aslinya,” bebernya seraya menghinbau masyarakat bersabar menunggu penanganan petugas dan tidak bertindak gegabah.

Sementara, salah seorang tokoh masyarakat, Warhamni menambahkan, sudah banyak korban keganasan satwa yang satu ini. “Sejak 2010 di Kecamatan Karang Intan sudah ada 21 korban. Beberapa bulan yang lalu juga ada warga yang diserang Pambayak,” kata mantan anggota DPRD Kabupaten Banjar ini.(jejakrekam)

Penulis Sayyidil Ahmada
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.