Tak Ingin Dua Kaki, Syaifullah Tamliha Resmi Mundur dari Bacalon DPD RI

0

MESKI berada di deretan 6 bakal calon Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI yang dinyatakan memenuhi syarat, toh Syaifullah Tamliha mengambil langkah cukup mengejutkan di detik-detik akhir masa pendaftaran bakal calon senator di KPU Kalsel, Rabu (11/7/2018) malam.

KETUA DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) ini datang ke KPU Kalsel dengan membawa surat pernyataan mundur dari bakal calon DPD RI di atas surat bermaterai Rp 6.000. “Saya harus menjalankan amanat UU Nomor 17 Tahun 2017 tentang Pemilu. Sebab, tak boleh mencalonkan diri di dua lembaga yang berbeda,” ucap Syaifullah Tamliha kepada wartawan, usai bertemu komisioner KPU Kalsel Sarmuji.

Ia mengungkapkan parpol yang telah membesarkannya hingga terpilih dua kali di DPR RI, memang belum mencalonkan siapapun di seluruh Indonesia. Namun, menurut Syaifullah, pada pekan lalu, Ketua Umum DPP PPP Romahurmuziy memerintahkan kepada para incumbent untuk bertarung kembali di daerah pemilihan (dapil) masing-masing di Pemilu 2019 nanti.

“Kondisi partai yang pasca konflik ini memerlukan prajurit-prajurit militan dan petarung. Oleh karena itu, tidak ada pilihan bagi DPP PPP, kecuali mencalonkan kembali para incumbent menjadi anggota DPR RI,” ucap mantan Sekretaris DPW PPP Kalsel ini.

Sebagai urang Banjar, Syaifullah menegaskan tetap memegang prinsip kalau datang tampak muka, maka pulang harus tampak pumpung. “Saya harus menyampaikan kepada KPU Kalsel untuk tidak melanjutkan lagi proses pendaftaran calon anggota DPD RI Kalsel,” cetus Syaifullah.

Anggota Komisi I DPR RI mengatakan alasannya mencalon di DPD RI karena ingin mengabdi kepada masyarakat Kalsel, ketika parpolnya belum menentukan sikap. Nah ketika PPP telah memutuskan dirinya untuk diusung sebagai caleg DPR RI, Syaifullah pun menegaskan sebagai kader partai, tentu harus taat dan loyal dengan keputusan PPP. “Putusannya, saya tetap di DPR RI,” ucapnya.

Syaifullah membeberkan bahwa dokumen pengunduran dirinya sudah diserahkan, agar tidak memberatkan beban KPU Kalsel karena harus menunggu-nunggu apakah mencalon di DPD atau DPR RI. “Ini adalah pilihan yang harus saya buat. Sebab, secara pribadi mesti menjaga integritas diri tidak ingin berada di dua kaki,” pungkas aktivis Nahdlatul Ulama (NU) ini.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.