Diduga Boros, Anang Rosadi Sorot Pembangunan Infrastruktur Tebing Sungai Veteran

0

MANTAN anggota DPRD Kalsel Anang Rosadi Adenansi mengaku prihatin jika pembangunan infrastruktur yang tengah digenjot pemerintah tidak efisien baik dari sisi perencanaan, pelaksanaan hingga peruntukannya.

BAGI vokalis DPRD Kalsel periode 2004-2009 ini, peningkatan infrastruktur dalam skema pembangunan nasional maupun daerah patut didukung penuh. “Namun, jika terlalu boros biaya yang dikeluarkan tentu justru akan menghambat pembangunan dan menyakiti hati rakyat,” ucap Anang Rosadi Adenansi kepada jejakrekam.com, Minggu (8/7/2018).

Dia mencontohkan pembangunan siring di sepanjang Jalan Veteran Banjarmasin, yang dulu pembebasan lahan justru susah payah dilakukan era Walikota HA Yuddy Wahyuni sepatutnya harus dihargai.

“Tapi melihat sikap pemerintah dalam realisasi pembangunan justru kontradikrtif. Ada kecendrungan dugaan kuat dalam perencanaan pembangunan sekarang melakukan mark-up dari sisi konstruksi. Seharusnya pemerintah lebih peduli terhadap rakyat, karena uang yang digunakan adalah uang rakyat,” paparnya.

Insinyur jebolan Universitas Jayabaya Jakarta ini mengajak untuk menengok pembangunan di Banjarmasin seperti pengerjaan gorong-gorong yang digarap di kawasan Kuin Utara dan Kuin Selatan. “Terasa aneh, karena jarak antara pekerjaan drainase dengan Sungai Kuin itu hanya 4 meter. Sekarang, kita lihat lagi, pembangunan tebing sungai di Jalan Veteran yang menggunakan sheet pile,” katanya.

Tak hanya, menurut Anang Rosadi, jika melihat penggunaan beton niser pengikat dengan diameter 2,2 centimeter patut bedah. Dia membandingkan dengan pekerjaan siring Teluk Dalam dan Jalan Jafri Zamzam yang menggunakan bantuan Asian Development Bank (ADB).

“Hanya menggunakan batu gunung, faktanya sampai sekarang bisa bertahan. Karenanya, jangan alasan ini, justru karena itu proyek pemerintah pusat kita berdiam diri saja, karena faktanya diduga terjadi kemubaziran,” ungkap Anang Rosadi.

Putra tokoh pers dan mantan anggota DPR RI Anang Adenansi ini mengingatkan bahwa mubazir adalah pekerjaan yang sia-sia dan dalam konsep agama adalah temannya setan. “Insya Allah, jika saya punya kesempatan berbicara dengan Pak Presiden Joko Widodo atau orang dekat beliau, saya akan pesan agar pihak Istana lebih peduli dengan rakyat,” tuturnya.

Dengan begitu, kata Anang Rosai, proyek-proyek dengan konstruksi yang berbiaya mahal semacam itu bisa dibedah, apakah betul-betul telah efesien dan efektif. “Rakyat tentu perlu tahu apakah pembangunan itu sesuai peruntukan konstruksi. Jika terjadi penghematan, tentu uang rakyat bisa terselamatkan,” pungkasnya.

Sebelumnya, Kepala Satuan Kerja Sungai Balai Wilayah Sungai Kalimantan (BSWK) II Kalimantan, Dedy Yudha mengungkapkan proyek lanjutan pembangunan siring atau tebing Sungai Veteran sepanjang 300 meter dari titik terakhir proyek 2017, hingga depan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Lambung Mangkurat. Tahun sebelumnya, dimulai dari Tempekong Suci Nurani sepanjang 330 meter. Untuk pagu anggaran dari APBN 2018 dikucurkan dana Rp 9,4 miliar dan kontrak Rp 8,845 miliar.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.