Diadang Pendemo di Kotabaru, Yusril : Saya di Sini Disambut Para Habaib dan Ulama

0

KEDATANGAN pakar hukum tata negara, Yusril Ihza Mahendra di acara halal bihalal dengan para habaib, alim ulama dan tokoh masyarakat Kalimantan Selatan disambut antusias. Yusril yang juga Wakil Ketua Dewan Penasihat Pusat Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) pun mendapat pujian dari para tokoh muslim di Kalsel dalam acara yang dihelat di  Pawon Tlogo, Handil Bakti, Barito Kuala, Sabtu (7/7/2018) malam.

SEPERTI dalam sambutan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MU) Kalsel KH Husin Naparn yang menyebut Yusril adalah tokoh nasional, tokoh pergerakan Islam dan seorang ahli atau pakar hukum tata negara. Terlihat pula, tokoh-tokoh Front Pembela Islam (FPI) Kalsel, turut memberikan sambutan.

Mendapat sambutan itu, Yusril pun mengatakan halal bihalal umat Islam di Kalsel bisa menjadi ajang ukhuwah islamiyah. Di hadapan ribuan orang yang hadir, Yusril pun mengungkapkan bagaimana ajaran Islam dan sejarah Islam di Indonesia.

“Saya tahu masalah ajaran Islam dan sejarah Islam di Indonesia, para habaib dan ualam sudah tahu. Makanya, saya mohon maaf kalau dianggap mengurui,” tutur Yusril.

Ketua Umum DPP Partai Bulan Bintang (PBB) ini berharap agar umat Islam selalu bersatu dan terus memperjuangkan kemashlatan bagi umat. Menariknya, usai halal bihalal, Yusril pun bercerita sebelumnya pada Jumat (6/7/2018) lalu saat di Kotabaru sempat mengalami penolakan dan penghadangan puluhan massa.”Namun, saat di Banjarmasin, alhamdulillah saya disambut hangat para habaib, ulama dan tokoh masyarakat,” ucapnya.

“Kemarin yang disambut pengunjuk rasa yang saya duga para preman. Dalam laporan yang saya terima saat di bandara jumlahnya ribuan, tetapi ketika saya temui dan lihat hanya sekitar 30 orang, laporan jumlahnya dibesar-besarkan. Di sana disambut diduga preman, tapi di sini saya disambut hangat para ulama dan habaib, alhamdulillah,” ungkapnya.

Mantan Menteri Kehakiman era Presiden Abdurrahman Wahid (Gus Dur) ini juga mengungkapkan bahwa yang terjadi di Kotabaru itu bukan antara masalah dirinya pribadi dengan sebagian masyarakat atau warga di sana. Namun, menurut Yusril, tetapi hanya masalah antar dua  perusahaan yang berebut lahan dan pengaruh di Pulau Laut, Kotabaru.  “Sementara, saya hanya salah satu kuasa hukum dari salah satu perusahaan tersebut,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.