Targetkan Pembukaan 625 Ha Lahan Rawa, Pemkab HSS Dapat Bantuan Lima Exavator

0

PADA 2018, Kabupaten Hulu Sungai Selatan menargetkan bakal menggarap lahan lebak seluas 625 hektar yang berada di tiga kecamatan, yakni Daha Utara, Daha Barat dan Daha Selatan.

UNTUK mewujudkan itu, Kementrian Pertanian dan Pemprov Kalsel memberikan bantuan alat berupa excavator. Dan, Penjabat Bupati HSS, Dahnial Kifli langsung bergerak melakukan peninjauan terkait bantuan yang diberikan tersebut.

Peninjauan Penjabat Bupati HSS tersebut di dampingi Staf Ahli Bidang Pemerintahan, Pembangunan dan Kemasyarakatan  H Saifullah, Kepala Dinas Pertanian Fathurrahman, beserta jajaran.

Tidak hanya mencek kesiapan alat, Dahnial Kifli juga mencek kesiapan operator, BBM dan lahan yang akan dikerjakan.  Bahkan Penjabat Bupati pun berkesempatan menjadi operator atau mengoperasionalkan excavator.

“Kabupaten HSS sudah siap, namun excavator saat ini belum dioperasionalkan dikarekan faktor alam seperti musim hujan sehingga diperlukan kesiapan,” ujarnya.

Ia pun berharap, target sekitar 625 ha bisa tercapai tentu saja partisipasi masyarakat yang turut berpartisipasi dan bisa melaksanakan penanaman pada saat lahan di buka.

“Pemkab HSS juga bersinergi dengan TNI bersama-sama melakukan kegiatan pembukaan lahan dalam rangka meningkatkan pendapatan dan mensejahterakan masyarakat.  Lahan tidur yang tidak dimanfaatkan bisa dimanfaatkan kembali,” harapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Holtikultura H Fathurrahman menjelaskan pada 2018, Menteri Pertanian telah memberikan alat berat berupa excavator dengan kapasitas 20 ton sebanyak empat unit. Selain itu, kata dia ada tambahan dari Dinas Pertanian Kalsel sebanyak satu unit kepada Pemerintah Kabupaten HSS dalam rangka menunjang kegiatan di rawa lahan lebak.

“Alat tersebut bisa digunakan untuk pembuatan tanggul menahan ketinggian air yang datang baik banjir dari daerah HSU, HST dan Balangan sehingga sawah terlindungi dari rendaman air kiriman,” jelasnya.

ia menambahkan,  excavator saat ini belum beroperasi karena musim kemarau baru mulai. Sehingga Juli akan mulai beroperasi dengan harapan masyarakat pada  Oktober mendatang sudah bisa melakukan kegiatan usaha taninya kembali dan  bisa memanfaatkan hasil pembuatan tanggul yang dibuat. “Kegiatan usaha tani yang selama ini dilaksanakan hanya satu kali tanam pada musim kemarau, nantinya bisa dilaksanakan dua kali tanam. Sehingga musim kemarau/musim hujan tetap akan melakukan usaha taninya,” imbuhnya.(jejakrekam)

 

Penulis Syahminan
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.