Ada Replika Pasar Terapung di Bundaran HI, Parade Jukung Hias Meriahkan CFD

0

BUNDARAN Hotel Indonesia yang menjadi ikon ibukota Jakarta, benar-benar menjadi hari ‘Urang Banjar’, Kalimantan Selatan. Saat car free day (CFD) itu dimanfaatkan warga Banjar untuk menampilkan atraksi budaya dalam rangkaian puncak Festival Banjar 2018.

SESUAI janji Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, usai mendapat masukan dari tetuha Banjar, akhirnya jukung-jukung yang hilir mudik di Sungai Barito dan Sungai Martapura dibawa ke atas jalan protokol ibukota di seputaran Bundaran Hotel Indonesia.

Ketika ribuan warga ibukota berolahraga tumpah ruah di jalan, dihibur dengan parade budaya Banjar. Tak hanya berbusana batik jenis jumputan khas Banjar, sasirangan yang dikenakan para pejabat dan rombongan asal Kalsel, moda transportasi yang mungkin sulit dilihat di Jakarta diboyong.

Adalah parade jukung hias, terutama berbentuk tambangan berwarna cerah khas sasirangan disuguhkan kepada para pengguna CFD, Minggu (1/7/2018) pagi. Arak-arakan jukung dalam replika pasar terapung, dimeriahkan tarian khas Dayak Kalimantan Selatan jadi hal yang berbeda di pusat kota metropolitan tersebut.

Tak mengherankan, ribuan pasang matang pun, termasuk para jurnalis ibukota pun tertarik untuk meliput dan menyaksikan langsung atraksi Urang Banjar di Banua dan Jakarta sekitanya.

“Alhamdulillah, acara ini mendapat sambutan hangat dari berbagai kalangan. Apalagi, Bundaran Hotel Indonesia ini merupakan pusat keramaian di Jakarta, saat hari libur, terutama di akhir pekan,” ucap Walikota Banjarmasin, Ibnu sina.

Apalagi, warga Banjar di perantauan dan Banua cukup berbangga dengan kehadiran Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir serta Kerukunan Bubuhan Banjar se-Jabodetabek, membaur bersama atraksi budaya. Bahkan, Kai Api yang biasanya tampil di jalan dan Siring Sudirman juga turut meramaikan parade budaya Banjar, termasuk masyarakat Dayak Meratus.

“Awalnya, usai lebaran Idul Fitri, biasanya acara tahunan ini diisi halal bihalal, sekarang atas ide brilian dari tetuha-tetuha Banjar dimodifikasi menjadi Festival Banjar. Jadi, kita bisa mengenalkan budaya Banjar kepada nasional, bahkan dunia,” kata Walikota Ibnu Sina, bangga.

Jadilah, Festival Banjar yang dihelat selama tiga hari sejak Jumat (29/6/2018) hingga Minggu (1/7/2018), benar-benar menjadi hari-hari bagi warga Banjar menampilkan khazanah budayanya agar setara dengan daerah-daerah lainnya di Indonesia.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor DidI GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.