Hidup Sehat dengan Aturan Islam

Oleh: Dian Puspita Sari

0

SEHAT merupakan anugerah Allah yang sangat besar bagi manusia. Dengan sehat manusia dapat melakukan berbagai aktivitas kehidupannya. Bisa dikatakan pula bahwa sehat adalah investasi. Dengan sehatlah manusia dapat membangun sebuah peradaban, yang tidak bisa dibangun oleh manusia yang sakit.

NAMUN, di zaman now ini, ada satu tantangan bagi generasi yang lahir antara tahun 1980 hingga 2000. Yaitu tingkat kesehatan mereka yang lebih buruk dibanding generasi sebelumnya. Salah satu media online di Indonesia beberapa hari yang lalu menuliskan hal demikian.

Menurut laporan lembaga riset Health Foundation, milenial akan menjadi generasi pertama yang memiliki tingkat kesehatan yang buruk pada usia pertengahan. Kondisi tersebut dinilai lebih buruk dibanding orang tuanya.

Secara keseluruhan, hal tersebut memiliki hubungan dengan stres jangka panjang, rasa gelisah, depresi atau kualitas hidup yang rendah. “Generasi muda sekarang menghadapi tekanan yang sangat berbeda dengan generasi sebelumnya,” ujar Direktur Strategi Health Foundation, Jo Bibby, seperti dikutip dari Science Alert.

Laporan Health Foundation juga menjelaskan bahwa stres yang dialami generasi milenial berasal dari jumlah jam kerja, kontrak kerja tak jelas, kurangnya lapangan pekerjaan, dan suramnya ekonomi. (www.msn.com)

Sejarah Pengobatan Islam

Ajaran Islam tidak hanya menyehatkan akhlak, moral dan hati penganutnya, namun juga menyehatkan secara fisik. Pada masa awal peradaban Islam yaitu zaman Rasulullah, pengobatan Islam dimulai dari metode bekam atau hijamah.

Ia adalah suatu proses membuang darah kotor yang mengandung toksin berbahaya dari dalam tubuh melalui permukaan kulit. Inilah salah satu detoksifikasi yang sangat berkesan dan mujarab serta dapat mengobati berbagai jenis penyakit tanpa efek samping.

Beberapa obat-obatan herbal juga dibuat pada jaman Rasulullah. Tanaman seperti habattusauda atau jintan hitam menjadi salah satu obat andalan umat Islam, bahkan Rasulullah bersabda, “Dalam Habbattusauda ada obat untuk segala penyakit kecuali kematian”. (HR. Ahmad)

Kemudian ada pula madu yang berasal dari lebah. Islam sendiri mengistimewakan lebah dalam satu surat Al Quran yaitu An Nahl. Hingga saat ini pun khasiat lebah madu benar-benar terbukti bagi kesehatan.

Perkembangan Pengobatan Islam

Pengobatan di dunia Islam terus berkembang. Pengobatan yang tadinya hanya sederhana yaitu sebatas Bekam atau Hijamah, kemudian berkembang menjadi pengobatan modern. Seiring ditemukannya sains dan teknologi oleh ahli-ahli dan ilmuwan muslim yang saat itu benar-benar maju bahkan mengungguli zaman yang ada.

Dunia mengenal nama Ibnu Al Haitsami. Seorang ahli tehnik sipil, ahli dalam membuat jembatan dan bendungan. Suatu hari beliau diundang ke Mesir oleh Gubernurnya dan diminta bekerja sama dalam proyek pembangunan bendungan sungai Nil. Oleh Ibnu Al Haitsami ditolak karena beliau belum menemukan tekhnologi yang pas untuk membangun bendungan tersebut.

Penolakan ini lantas membangkitkan kemarahan Gubernur Mesir karena kegagalan investasinya. Ibnu Al Haitsami pun dihukum penjara. Selama masa hukuman beliau inilah, beliau menulis kitab tentang mata yang berjudul Al Manazir. Kitab ini membahas tentang mata, lensa dan penanganan penyakit katarak. Kitab ini juga yang pada akhirnya menjadi dasar pembuatan lensa kamera dan  kacamata.

Lalu ada juga Abu Qoshim Al Jahrawi, seorang ahli bedah yang berhasil menemukan 72 macam alat bedah yang masih dipakai hingga zaman sekarang. Beliau juga memberikan satu kontribusi dalam ilmu operasi pengangkatan janin yang sekarang lebih dikenal dengan nama operasi ‘caesar’.

Dunia mengenal pula nama Ibnu Sina. Dunia Barat mengenalnya dengan nama “Avicenna”. Beliau seorang filsuf, ilmuwan dan dokter terkenal pada zamannya. Bagi banyak orang, beliau adalah “Bapak Pengobatan Modern”. Penulis kitab al-Qanun fi Thib (dasar-dasar ilmu pengobatan) yang hingga detik ini masih menjadi teksbook ilmu kedokteran di seluruh dunia.

Selain para ilmuwan terkemuka, dengan kemajuan ilmu kedokterannya tercatat puluhan Rumah Sakit modern berdiri di kota-kota megapolitan Islam seperti Baghdad dan Cordoba. Dokter-dokter professional dan pelayanan maksimal serta gratis menjadi ciri khas rumah sakit di Negara Islam kala itu.

Berbanding terbalik dengan dunia Eropa saat itu yang ketika ada wabah penyakit justru mencari seorang wanita untuk dibakar karena dianggap kesialan dan kesetanan. Dunia Islam sudah mengenal konsep bedah dan pengobatan modern.

Membayangkan betapa primitif pengobatan ala Eropa saat itu. Ditambah cara pengobatannya yang aneh dan justru mematikan, tidak heran jika banyak bangsawan Eropa yang lebih suka berobat ke Negara Islam daripada di negerinya sendiri.

Jaminan Kesehatan dalam Islam

Kesehatan memang mahal harganya. Apalagi ketika sekarang kesehatan dipegang oleh kaum kapitalis. Bahkan sampai ada slogan yang mengatakan “orang miskin dilarang sakit”, karena mengingat mahalnya biaya kesehatan dan pengobatan saat ini.

Dalam aturan yang ada di dalam syari’at Islam, semua biaya pengobatan bagi rakyat adalah gratis, tanpa memandang status kaya atau miskin, tanpa memandang suku, bangsa dan agama. Bebas dari semua biaya, baik administrasi, pengobatan, operasi dan tetek bengek biaya lainnya. Bahkan ketika keluar rumah sakit, pasien akan diberikan bekal emas atau uang.

Selain tidak memikirkan biaya rumah sakit, pasien juga tidak perlu stress memikirkan biaya hidup selepas keluar rumah sakit. Hal ini akan mampu membuat mereka yang sakit berkonsentrasi pada penyembuhan dirinya semata.

Inilah bentuk kesuksesan pelayanan kesehatan di dalam Islam. Sebuah metode terbaik yang dijalankan dengan sistem dan mekanisme yang paling baik. Islam mewajibkan negara mengelola sumber daya alam secara langsung untuk kepentingan seluruh rakyat. Dari sanalah negara mampu membiayai seluruh biaya anggaran kesehatan. Bahkan pendidikan.

Dengannya, negara juga mampu memberikan kemakmuran merata kepada rakyat. Sehingga rakyat tidak perlu pusing-pusing memikirkan biaya kesehatan dan lain sebagainya. Demikianlah cara Islam menjaga generasi umat manusia. Cara indah ini tidak terpisahkan dari penerapan syari’at Islam dalam seluruh sisi kehidupan. Generasi yang kesehatannya terjaga. Bahkan jika sakit pun tidak perlu merasa gelisah karenanya.

Sejatinya, ingin mengembalikan masa-masa keemasan tersebut bukanlah suatu kemustahilan. Syaratnya pun tidak susah. Cukup dengan mengambil kembali hukum-hukum Islam dan menerapkannya sebagai aturan kehidupan masyarakat di negeri tercinta ini. Wallahu’alam bisshawwab.(jejakrekam)

Penulis adalah  Aktivis Muslimah, Pembina Komunitas Remaja Shalihah Kabupaten Banjar, Warga Pekauman Ulu Martapura

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.