Apa Itu Imunisasi MR? Vaksin Hidup yang Telah Dilemahkan Cegah Penyebaran Campak Jerman

0

APA itu vaksin measles rubella? Ada tiga komponen vaksin yang disuntikkan kepada anak usia 9 bulan sampai 15 tahun terdiri dari Mumps (gondongan), Measles (campak), dan Rubella yang juga dikenal dengan campak Jerman. Penyuntikan vaksin ini menciptakan imunitas terhadap penyakit infeksi menular yang disebabkan virus, dengan penularan melalui saluran pernafasan, terutama kontak langsung antar penderita melalui batuk atau bersin.

DIKUTIP dari situs www.searo.who.int, pada 2011, WHO badan otonom yang menangani kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) merekomendasikan agar semua negara yang belum mengintroduksikan vaksin rubella dan telah menggunakan dua dosis vaksin campak dalam program imunisasi rutin untuk memasukkan vaksin rubella dalam program imunisasi rutin.

Kemudian, Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) juga telah mengeluarkan rekomendasi pada 11 Januari 2016 mengenai introduksi, agar mengintegrasikan vaksin Measles Rubellake dalam program imunisasi nasional untuk menurunkan angka kejadian penyakit rubella dan  Congenital Rubella Syndrome.

Vaksin rubella tersedia dalam bentuk monovalent maupun kombinasi dengan vaksin virus yang lain misalnya dengan campak (Measles Rubella/MR) atau dengan campak dan parotitis (Measles Mumps Rubella/MMR).

Semua vaksin rubella dapat menimbulkan serokonversi sebesar 95% atau lebih setelah pemberian satu dosis vaksin dan efikasi vaksin diperkirakan sekitar 90% – 100%. Vaksin Measles Rubella(MR) adalah vaksin hidup yang dilemahkan (live attenuated), berupa serbuk kering dengan pelarut. Kemasan vaksin adalah 10 dosis per vial.

Adapun cara pemberian vaksin MR diberikan secara subkutan dengan dosis 0,5 ml. Vaksin hanya boleh dilarutkan dengan pelarut yang disediakan dari produsen yang sama. Vaksin yang telah dilarutkan harus segera digunakan  paling lambat sampai 6 jam setelah dilarutkan.

Sedangkan, kontra indiksi pemberian vaksin MR adalah kepada individu yang sedang dalam terapi kortikosteroid, imunosupresan dan radioterapi, wanita hamil,  eeukemia, anemia berat dan kelainan darah lainnya, kelainan fungsi ginjal berat, decompensatio cordis (gagal jantung); setelah pemberian gamma globulin atau transfusi darah serta riwayat alergi terhadap komponen vaksin (neomicyn).

Untuk pemberian imunisasi dapat ditunda pada keadaan sseorang tengah demam, batuk pilek dan diare. Masih keterangan dalam laman itu, menegaskan hal  yang perlu diperhatikan yakni memastikan vaksin MR yang digunakan masih dalam kondisi baik. Pada tutup vial vaksin terdapat indikator paparan suhu panas berupa Vaccine Vial Monitor (VVM).

Vaksin yang boleh digunakan hanyalah vaksin dengan kondisi VVM A atau B. Setelah dioplos/rekonstitusi pastikan vaksin dijaga suhunya 2-80C (ditaruh di foam pad) dan hanya dapat digunakan dalam batas waktu 6 (enam) jam.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.