Ada Kejenuhan Masyarakat Turut Pengaruhi Kemenangan Sukamta-Abdi Rahman

0

DARI empat kabupaten yang menghelat pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak  pada Rabu (27/6/2018), hanya Kabupaten Tapin yang menyajikan pertarungan sang calon petahana, Arifin Arpan-Syafrudin Noor melawan kotak kosong.

SEDANGKAN, tiga kabupaten yakni Kabupaten Tanah Laut dari versi hitung cepat berbagai lembaga survei menempatkan Sukamta-Abdi Rahman lebih unggul dibandingkan rivalnya, sang calon petahana Bambang Alamsyah-Ahmad Nizar.

Begitupula, versi hitung cepat lembaga survei dan tim pemenangan kedua pasangan calon, keunggulan calon incumbent, Bupati Hulu Sungai Selatan HA Fikry didampingi mantan Ketua DPRD HSS Syamsuri Arsyad agaknya sulit dikejar sang penantang dari jalur independen, HM Najamuddin-H Ridha.

Sementara pertarungan untuk memperebutkan suara pemilih di Tabalong masih terjadi antara dua kubu, Anang Syakhfiani-Mawardi versus H Noorhasani-Eddyan Noor Idur, yang saling klaim kemenangan. Sedangkan, dua pasangan calon lainnya jauh tertinggal dibanding dua duet kandidat yang tengah saling kejar-kejaran suara.

Untungnya, dari versi hitung cepat relawan Tamasa, menempatkan Arifin Arpan-Syafrudin Noor tetap unggul dengan 81,33 persen berhadapan dengan kotak kosong yang hanya 18,67 persen dari 12 kecamatan di Kabupaten Tapin.

Ketua KPU Provinsi Kalsel Edy Ariansyah pun mengakui Pilkada Tapin adalah contoh pesta demokrasi yang baru pertama kali digelar di Kalsel, menghadirkan calon tunggal melawan kotak kosong.

“Makanya, sengketa hasil Pilkada Tapin tidak bisa digugat. Apalagi, yang menang adalah sang calon, bukan kotak kosong,” ucap Edy Ariansyah kepada jejakrekam.com, belum lama tadi.

Mantan Ketua Panwaslu Banjar ini mengakui kotak kosong memang tidak ada yang mewakili masyarakat untuk melakukan gugatan. “Jadi, dari legal standing tak ada untuk menggugat sengketa hasil pilkada ke Mahkamah Konstitusi,” kata Edy.

Sementara itu, pengamat politik FISIP Uniska Muhammad Arsyad Al-Banjary Banjarmasin, M Uhaib As’ad mengakui kejutan yang terjadi dalam empat pilkada di Kalsel, berada di Tanah Laut.

“Keunggulan Sukamta-Abdi Rahman atas Bambang Alamsyah-Ahmad Nizar memang banyak diprediksi sejumlah pihak sebelum hari pemungutan suara. Apalagi, pergerakan dan mobilisasi massa terjadi massif di Tanah Laut,” ucap Uhaib As’ad.

Dia tak memungkiri dalam Pilkada Tanah Laut, banyak tokoh dan pengusaha yang berada di balik kedua pasangan calon sangat berpengaruh dalam pertarungan kursi orang nomor 1 dan 2 di Bumi Tuntung Pandang itu.

“Ini sudah rahasia umum, kalau Pilkada Tanah Laut yang kaya sumber daya alam (SDA) khusus tambang dan perkebunan sawit menjadi incaran para pemilik modal. Mereka inilah yang paling berkepentingan dari hasil Pilkada Tanah Laut,” tutur doktor jebolan Universitas Brawijaya, Malang ini.

Menurut Uhaib, dengan memanfaatkan kejenuhan masyarakat terhadap kepemimpinan Bambang Alamsyah yang sudah satu periode, melanjutkan kepemimpinan sang ayah, Adriansyah dalam dinasti politik di Tanah Laut, turut mempengaruhi kemenangan Sukamta-Abdi Rahman.

“Dari data hasil survei dan hitung cepat lembaga survei itu membuktikan sebaran suara pendukung Sukamta-Abdi Rahman adalah para pemilih yang ingin terjadi perubahan di Tanah Laut. Faktanya, justru pemilih di Pelaihari, ibukota Tanah Laut malah banyak yang memilih Sukamta-Abdi Rahman bisa menjadi salah satu fakta kejenuhan itu,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Didi GS/Sayyidil Ahmada
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.