Disomasi Wartawan Kalsel, Wilson Lalengke Malah Ajak Debat dan Adu Argumentasi

0

TAK digubris, ancaman bakal mempolisikan Ketua Umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) Wilson Lalengke dipastikan juru bicara Forum Jurnalis Kalsel (FJK), Risma akan dimulai dengan mengirim surat somasi. Peringatan keras ini menindaklanjuti komentar Wilson Lalengke yang dinilai telah mendiskreditkan eksistensi wartawan di Kalsel.

“SOMASI yang kami kirimkan pada Senin (25/6/2018) ke Wilson Lalengke ini merupakan bentuk keseriusan para wartawan di Kalsel yang membentuk komunitas di FJK. Surat somasi ini sudah dikirim kepada yang bersangkutan,” ucap Koordinator JFK, Risma kepada wartawan di Banjarmasin, Selasa (26/6/2018).

Wartawan harian Mata Banua ini mengatakan para pegiat media di Kalsel tak terima dengan tudingan Wilson Lalengke yang telah dimuat di sejumlah media online, soal wartawan Kalsel berpesta pora seusai kematian wartawan kemajuan rakyat M Yusuf, serta kumpulan para pecundang dan penakut serta penjilat pantat H Isam, pengusaha hitam yang disebut-sebut Wilson Lalengke.

“Menindaklanjuti desakan teman-teman wartawan, kami putuskan untuk mengirim surat somasi kepada Wilson Lalengke,” cetusnya.

Wartawan harian yagn juga tergabung di PWI Kalsel ini menegaskan dalam somasi itu memberi tempo bagi Wilson Lalengke untuk 3 x 24 jam menanggapinya, dengan menarik ucapannya dan meminta maaf secara terbuka karena telah menuding wartawan di Kalsel. “Jika ternyata tak digubris, maka kami akan upaya langkah hukum berikutnya. Ya, melapor ke polisi,” tegas Risma, yang mengaku telah mengantongi dukungan dari para wartawan di Kalsel.

Sebelumnya, Wilson Lalengke menyebut adanya pesta pora yang dikemas dalam buka puasa bersama di kediaman Gubernur Kalsel Sahbirin Noor, hingga akhirnya disodori ‘angpao’ alias amplop sebagai tunjangan hari raya (THR).

Dikonfirmasi jejakrekam.com, Selasa (26/6/2018), Wilson Lalengke menyebut itu masalah berita dan biasa saja. Dia pun mengajak agar para wartawan yang tergabung dalam FJK untuk beradu argumentasi di media, yang jauh lebih beradab dan berpotensi meningkatkan kemampuan berpikir dan bernalar.

“Daripada berlindung di balik ketiak ancam-mengancam lapor polisi. Orang pers kelas pecundang yang doyan kriminalisasi ide, pikiran, opini, dan segala bentuk kreativitas bernalar manusia,” tulis Wilson Lalengke dalam WA.

Dalam kesempatan itu, Wilson juga mengomentari pernyataan anggota Tim Pencari Fakta (TPF) bentukan PWI Pusat dan dibackup PWI Kalsel. Terutama, pernyataan Ketua PWI Kalsel Zainal Helmie yang tengah mempertimbangkan untuk melaporkan Wilson Lalengke serta media yang mempublikasikan pernyataannya ke polisi.

“Sya justru prihatin dan kasihan dengan teman-teman saya di PWI itu. Padahal mereka bukan orang baru di dunia jurnalistik dan media massa. Seharusnya lebih cerdas dan arif bijaksana dalam menyikapi pemberitaan,” tulis Wilson yang juga Pemimpin Redaksi Koran Online Pewarta Indonesia (KOPI) ini.(jejakrekam)

 

Penulis Asyikin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.