Banyak yang Berziarah ke Makam, Para Penjual Kembang Musiman pun Memanen

0

PENJUALAN kembang barenteng atau bungai rampai untuk keperluan ziarah ke makam sanak keluarga terus berlangsung ramai di Kalimantan Selatan pada momentum Hari Raya Idul Fitri 1439 H. Para pedagang mendapat berkah dan rezeki yang berlimpah dibanding hari biasa, sehingga rela usai shalat Ied langsung menggelar dagangannya.

SAAT Hari Raya Idul Fitri, sebagian besar masyarakat atau  umat muslim di Kalimantan melaksanakan ziarah ke makam keluarga mereka. Salah satu yang dibutuhkan mereka saat berziarah adalah kembang untuk ditaburkan di makam keluarga mereka yang telah berpulang ke rahmatullah, terlebih dulu.

Banyaknya umat muslim yang berziarah ke makam dan membutuhkan kembang tersebut mendatangkan peluang usaha bagi para penjual kembang. Bahkan, bagi penjual kembang yang hanya berjualan musiman seperti Subhan (34 tahun) asal Kota Martapura, Kabupaten Banjar mengakui, pendapatannya semakin lumayan pada Hari Raya Idul Fitri 1439 Hijriyah yang jatuh pada Jumat (15/6/2018), walaupun jumlah penjual kembang semakin bertambah.

“Harga kembangnya tetap lima ribu rupiah sewadah, tapi laris manis dibandingkan hari biasa,” ucap Subhan kepada jejakrekam.com.

Menurut pria yang punya istri orang Pangambangan, Banjarmasin ini, bahan baku kembang yang ia jual dari Desa Mali-Mali dan Jingah Habang, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Sebagian besar pedagang asal Martapura, bahan bakunya memang dari dua desa tersebut, sebab memang di tempat itu dilestarikan budidaya tanaman bunga rampai dijadikan usaha utama sebagian masyarakatnya.

“Saya berjualan kembang ini di sekitar Simpang Empat Sungai Tabuk. Alhamdulillah, hasilnya lumayan.  Sebelumnya, saya bersama istri berjualan di Landasan Ulin Banjarbaru. Karena para penjual kembang bertambah, terpaksa ulun cari lokasi lain. Ya, di sini, ternyata lebih laku,” ungkap Subhan.

Dia bercerita sentra penjualan kembang untuk aneka keperluan,khususnya untuk tabur bunga ke makam dan sejenisnya berasal dari desa atau kini disebut Kelurahan Pangambangan Banjarmasin. Namun, seiring berjalannya waktu, usaha jenis ini sangat berkembang di wilayah Kabupaten Banjar, yakni di Desa Mali Mali  dan Jingah Habang, serta desa lainya.(jejakrekam)

Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.