Omzet Penjualan Kue Kering Lebaran Menurun, Daya Beli Masyarakat Rendah

0

LEBARAN Idul Fitri sangat lekat dengan tradisi suguhan kue kering, selain ketupat untuk menu tamu yang datang bersilaturahmi. Ternyata, kedatangan lebaran yang tinggal hitungan hari, tak secerah harapan para pedagang kue kering di Banjarmasin, seperti di kawasan Jalan Simpang Sudimampir dan Jalan Pangeran Samudera.

KUE-kue kering seperti nastar, kastagal, putri salju, lidah kucing, kue semprit atau kue mawar, serta aneka kue kering dan kacang-kacangan tersaji di lapak para pedagang kaki lima (PKL) ini.

“Sudah 23 tahun, saya berjualan kue kering khas lebaran ini. Baru tahun ini, sepi pembeli mungkin karena harganya yang naik, serta daya beli masyarakat yang rendah,” ucap Nirmala, pedagang kue kering yang menggelar dagangan di Jalan Pangeran Samudera, samping Toko Roti Minseng, Banjarmasin berbincang dengan jejakrekam.com, Selasa (12/6/2018).

Dia mencontohkan kue nastar sudah seharga Rp 90 ribu hingga Rp 100 ribu per kilogram, begitupula kue mawar berbahan kacang dan keju sudah tembus Rp 80 ribu per kilogram. Termurah hanya kacang seharga Rp 60 ribu per kilogram. Termahal, kacang kapri bisa mencapai Rp 120 ribu per kilogram.

Warga Jalan Kampung Melayu Darat Banjarmasin ini mengakui animo pembelian kue kering untuk disajikan selama lebaran, makin menurun tiap tahun. Hal ini dirasakan Nirmala, sejak tahun 2017 dan berlanjut pada 2018 ini, karena biasanya stok yang dimuat dalam 50 toples besar itu ludes.

“Sekarang, menjual 8 toples saja susah. Ya, terjadi penurunan omzet dibanding tahun-tahun lalu. Ini mungkin akibat daya beli rendah, serta waktu lebaran yang berdekatan masuk sekolah. Jadi, para orangtua lebih memilih untuk membiayai sekolah anak, dibanding beli kue kering lebaran,” papar Nirmala.

Kue-kue kering itu sebagian didatangkan dari Surabaya dan Jakarta. Sebagian lagi, diakui Nirmala, dibuat di industri rumah tangga yang ada di Banjarmasin, termasuk milik saudaranya. “Kalau kue salju dan keju buatan di sini, harganya lebih murah. Untuk satu kotaknya seharga Rp 65 ribu,” kata Nirmala lagi.

Sedangkan, H Subhan, warga Jalan Veteran mengungkapkan sesekali aparat BPOM Banjarmasin bisa turun tangan untuk meneliti atau mengambil sampel kue-kue kering yang dijual jelang lebaran. “Ini supaya kue yang dibeli itu terjamin keamanan dari sisi kesehatan,” kata Subhan.

Menurut dia, tak hanya terkonsentrasi di pasar-pasar modern, beberapa PKL yang menjual kue kering lebaran juga perlu dicek. “Jadi, kalau sudah ada jaminan dari instansi berwenang, masyarakat bisa tenang untuk membeli,” ucapnya.(jejakrekam)

 

Penulis Sirajuddin
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.