Ramadhan adalah Bulan Kemerdekaan Indonesia, Sayang Hingga Kini Rakyat Belum Sejahtera

0

RAMADHAN adalah bulan paling bersejarah bagi rakyat dan bangsa Indonesia. Sebab, tepat pada hari Jumat, 9 Ramadhan 1334 Hijriyah atau bertepatan dengan 17 Agustus 1945, proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia itu dibacakan Soekarno, didampingi Mohammad Hatta di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56, Jakarta Pusat.

CERITANYA, Bung Karno ketika itu sejak dari Saigon, Vietnam sudah merencanakan proklamasi kemerdekaan RI pada 17 Agustus 1945 Hijriyah. “Angka 17 itu merupakan angka keramat bagi Indonesia. Sebab, Alquran diturunkan pada 17 Ramadhan, dan kemudian shalat sehari bagi umat Islam adalah 17 rakaat,” ucap Ustadz Chairani Idris, saat memberikan tausyiah acara buka puasa bersama OKP-LSM yang tergabung dalam DPP Sentral Informasi Reformasi Rakyat Kalimantan (Sirkal) dan Gerakan Reformsi Indonesia (Gerindo) Kalsel di Restoran Lima Rasa, Senin (11/6/2018).

Mantan Ketua Umum Pelajar Islam Indonesia (PII) ini mengungkapkan umat Islam khusus di Kalimantan Selatan seakan lupa bahwa telah melewatkan 9 Ramadhan 1439 Hijriyah yang bertepatan pada 25 Mei 2018 sebagai hari bersejarah bagi Indonesia. “Seharusnya, tak hanya mensyukuri kemerdekaan RI pada 17 Agustus, tapi juga 9 Ramadhan apalagi baru-baru tadi bertepatan dengan hari Jumat,” kata Chairani Idris.

Bagi umat Islam, menurut pelopor Taman Kanak-Kanak Alquran (TKA) ini, hari Jumat merupakan hari istimewa, karena banyak peristiwa penting terjadi pada hari keramat dan menjadi hari peribadatan khusus untuk shalat Jumat di masjid.

“Ingat, ketika Sukarni, Chaerul Saleh dan tokoh-tokoh pemuda yang mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesa itu, sebelumnya berkonsultasi dengan seorang ulama dan pengasuh Pondok Pesantren Kyai Parak Bambu Runcing, Parakan, Temanggung, Jawa Tengah yakni Kiai Subeki atau Mbah Subki. Dari amanat beliau, mengusulkan agar kemerdekaan diproklamirkan pada hari Jumat, 9 Ramadhan 1334 Hijriyah yang bertepatan dengan 17 Agustus 1945. Inilah mengapa Sukarni dan kawan-kawan kemudian menculik Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok, Karawang,” tuturnya.

Jebolan sarjana syariah IAIN Antasari ini kembali mengingatkan bahwa Ramadhan dan hari Jumat merupakan bulan dan hari paling bersejarah bagi perjalanan kehidupan negara dan bangsa Indonesia. “Bukan maksud saya meremehkan perjuangan para pejuang lain. Namun, mayoritas para pahlawan dan pejuang kemerdekaan Republik Indonesia adalah umat Islam. Melalui tokoh-tokoh Islam, kemerdekaan Indonesia ini bisa dicapai,” tegas Chairani Idris.

Di akhir tausyiahnya, Chairani Idris mengajak umat Islam, khususnya warga Kalimantan Selatan untuk berpikir kembali terhadap capaian reformasi yang sudah 20 tahun berlangsung. Menurut dia, saat ini, Indonesia khususnya Kalimantan Selatan yang kaya dengan sumber daya alam, seperti batubara dan bijih besi, justru rakyat tak bisa mencapai kesejahteraan. “Ini harus menjadi gerakan masyarakat Kalsel untuk menuntut kesejahteraan. Ya, dimulai dari semangat bulan Ramadhan yang merupakan bulan perjuangan umat,’ tandasnya.

Sementara itu, Ketua DPP Sirkal dan Gerindo Kalsel, Syamsul Daulah pun mengakuri di era reformasi yang tengah berjalan, justru tak segaris lurus dengan kesejahteraan rakyat. “Kami memang akan melakukan gerakan, baik melalui seminar atau diskusi termasuk gerakan nyata bagaimana agar Kalimantan Selatan ini, rakyatnya bisa sejahtera. Ini harus menjadi gerakan bersama,” pungkasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.