PWNU Kalsel Gelar Pelatihan Kalibrasi Kiblat dengan Metode Istiwa A’zham

0

BERDASAR data astronomi pada Senin (28/5/2018) matahari akan melintas tepat di atas kota Makkah. Fenomena alam ini akan terjadi pada pukul 12:17:57 Waktu Arab Saudi (WAS) atau pukul 17:17:57 WITA atau dibulatkan menjadi 17:18 WITA.

MOMENTUM ini digunakan Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan menggelar kegiatan praktik kalibrasi arah kiblat. Kegiatan diikuti 50 peserta yang terdiri dari badan-badan otonom NU, pengurus masjid, mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Kalsel. Termasuk, beberapa pondok pesantren  antara lain Ponpes Darussalam Martapura, Ponpes darul Ilmi Kabupaten Banjar, Ponpes Istiqomah Banjarmasin, Ponpes Al-Falah Banjarbaru dan Ponpes Mursyidul Amin Gambut.

Wakil Ketua PWNU Kalsel Nasrullah AR menyambut baik pelatihan untuk mengasah kemampuan teknik para peserta terhadap osisi kiblat yang benar sesuai kaidah keilmuan, apalagi masalah itu sangat penting bagi umat Islam.

“Kita tahu, dalam kitab-kitab fikih menyatakan bahwa menghadap ke arah kiblat di dalam shalat adalah syarat sah shalat. Perkara kiblat ini menjadi sangat penting untuk mendapat perhatian kita. Di dalam kaidah fiqih disebutkan maa laa yatimmul waajibu illaa bihi fahuwa waajibun, bahwa apa yang menyempurnakan pekerjaan wajib, hukumkan wajib. Oleh karena itu ada kewajiban kita untuk mempelajari ilmu ukur kiblat ini,” tutur Nasrullah.

Mantan anggota DPRD Kalsel ini berharap melalui pelatihan kalibrasi kiblat ini di lingkungan Nahdlatul Ulama akan lahir ahli-ahli falak yang baru yang bisa menjawab kebutuhan masyarakat muslim, khususnya di Kalsel.

Sementara itu yang menjadi narasumber adalah Akhmad Syaikhu. Dosen ilmu falak UIN Antasari ini mengajarkan kalibrasi kiblat dengan fenomena istiwa a’zham yang mudah dan akurat.

Menurut Syaikhu, teknik yang dipelajari dalam pelatihan adalah acara menentukan arah kiblat menggunakan fenomena astronomis pada saat matahari berkulminasi atau transit di atas Kota Makkah yang terjadi pada hari ini 28 Mei pukul 12:18 Waktu Arab Saudi atau 17:18 WITA.

“Ketika matahari berkulminasi di atas Kakbah, maka saat itu seluruh bayangan benda tegak lurus di seluruh tempat yang terjangkau oleh cahaya matahari dalam waktu yang sama bayangannya akan membelakangi Baitullah. Apabila kita berdiri di ujung bayangan mengarah pada tongkat, kita akan menghadap ke arah kiblat yang bena,” ucap Syaikhu.

Ia menambahkan, peristiwa fenomena Istiwa A‘zham terjadi dua kali setahun , yaitu 28 Mei dan 16 Juli pada tahun basitah, atau 27 Mei dan 15 Juli pada tahun kabisat.

Beberapa keuntungan dari teknik kalibrasi dengan istiwa a’zham antara lain tidak memerlukan perhitungan yang rumit; dapat dilakukan oleh siapapun; instrumennya sederhana hanya berupa tongkat lurus sekitar 1,5 hingga 2 meter dan jam/penunjuk waktu serta hasilnya yang presisif.

Secara praktis teknik cara kerja pengukuran kiblat dilakukan dengan langkah-langkah yakni pertama tancapkan tongkat tegak lurus di tempat datar dan tidak terlindung oleh sinar matahari. Kemudian,  pada tanggal dan jam saat terjadi peristiwa Istiwa A‘zham pukul 17:18 WITA  bayangan tongkat dibuat garis. Ketiga, arah kiblat adalah dari ujung bayangan ke pangkal tongkat.

Setelah diberikan teori, peserta secara berkelompok mempraktikkan teknik pengukuran di lapangan dengan menancapkan tongkat yang telah disiapkan.(jejakrekam)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.