Komisioner Baru dan Harapan Masyarakat Kalimantan Selatan

Oleh: H.Muhammad Riza Jihadi, S.Ag, M.Ag

0

KITA ucapkan selamat atas terpilihnya Edy Ariansyah sebagai Ketua KPU Provinsi Kalimantan Selatan yang baru beserta anggota-anggota terpilih periode 2018-2023. Setelah beberapa tantangan mereka hadapi daam seleksi maka ketika terpilih, saat ini langsung yang mereka hadapi adalah pemilu  dengan berbagai tantangannya.

MASALAH yang akan dihadapi adalah kondisi para penyelenggara.  Komisioner terpilih semuannya ternyata belum ada yang berpengalaman menangani pemilu legislatif dan pemilihan presiden di tingkat provinsi. Padahal yang akan datang kedua penyelenggaraan pemilu itulah yang akan digabung atau diselenggarakan secara serentak. Dan ini adalah inti dari semua tugas pokok sebagai penyelenggara.

Kita berharap masalah ini bisa diatasi dengan bersinergi dengan semua pihak terutama Pemprov Kalsel, TNI/Polri, Bawaslu, media cetak dan elektronik, organisasi sosial keagamaan, kepemudaan dan sebagainya.

Kemudian, komisioner KPUD kabupaten dan kota berjumlah masing-masing hanya tiga orang, terkecuali Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Kotabaru. Sedangkan, komisioner terpilih sudah dihadapkan dengan tugas berat untuk menyukseskan pilkada serentak di empat kabupaten, yakni Tabalong, Hulu Sungai Selatan (HSS), Tapin dan Tanah Laut, dimana keempatnya mempunyai tingkat kerawanan yang cukup tinggi.

Saya sedikit berbeda dengan Bawaslu Provinsi Kalimantan Selatan dalam hal pemetaan wilayah kerawanan terhadap pilkada ini. Berdasar pada pengamatan yang ada bahwa menurut saya, justru Kabupaten Tapin, bukan Pilkada Tabalong (versi Bawaslu Kalsel) menduduki posisi teratas kabupaten yang pilkadanya wajib mendapat perhatian tinggi dari komisioner terpilih.

Kenapa? Sebab, pertama bahwa Kabupaten Tapin adalah satu-satunya kabupaten yang penyelenggaranya dalam satu periode mendapat dua keputusan DKPP, imbasnya tentu pada kepercayaan publik terhadap penyelenggara yang harus segera dipulihkan oleh para komisioner terpilih.

Kedua, Kabupaten Tapin satu-satunya yang pilkadanya melawan peti (kotak) kosong dalam sejarah Pilkada Kalsel, sejak KPU berdiri secara independen dan mandiri, hal ini jangan dianggap enteng karena segala sesuatu bisa terjadi terhadap selera pemilih.

Tingkat kerawanan kedua ada pada Kabupaten Tanah Laut, dimana kedua calon adalah petahana dengan arus dukungan yang sama kuat dengan “warna” konstituen yang masing-masing berbeda di dalam pemilih yang benar-beanr majemuk.

Kerawanan ketiga ada pada Kabupaten HSS. Di mana ada dua pasangan calon yang latar belakang basis sangat berlawanan. Birokrasi dan panutan. Bila arus public trush sangat kuat, maka memungkinkan prediksi-prediksi dan hasil pemilu terbolak balik.

Terakhir Kabupaten Tabalong. Mengapa ? Berdasar pada pengalaman pemilu di Kalsel, calon yang banyak justru akan meredam tingkat kerawanan. Karena arus dukungan terbagi dan hasil perolehan akan berbeda jauh antara satu calon dengan calon yang lain. Justru pada Pilkada Tabalong periode yang lalu jauh lebih panas daripada periode ini. Hanya perlu perhatian esktra pula dari komisioner baru untuk meningkatkan kepercayaan publik terhadap penyelenggara.

Agaknya perlu berhati-hati bagi penyelenggara untuk melakukan pemetaan masalah. Sebab, kajian seperti ini juga akan dipakai jadi bahan pertimbangan mereka yang ada di Kominda untuk mengantisipasi dari segi keamanan dan lainnya.

Nah, dari masalah-masalah yang sudah disebutkan di atas. Kita berharap komisioner terpilih sudah dapat memposisikan diri konsen pada persoalan-persoalan yang akan dihadapi tersebut. Hal ini tidak main-main, pilkada lancar berdampak pada pemilu serentak 2019 demikian pula sebaliknya. Bila tidak sensitif dan konsen dengan masalah yang akan dihadapi, alamat hasilnya adalah gambaran pula di Pemilu 2019 yang akan datang.

Bagi kita semua, tentu tidak bisa berharap komisioner terpilih adalah orang-orang sempurna, paling tidak mereka yang sudah terpilih ini adalah orang-orang yang sudah terbaik saat ini. Kita berharap mereka mampu membuat kritik saran dan masukan sebagai suatu jalan untuk menyusun kekuatan lembaga. Tidak ada jalan lain untuk semua, kecuali mendukung penuh atas terpilihnya mereka bersama-sama untuk menjaga nama baik Provinsi Kalsel dan martabat masyarakat yang agamis. Mari bergandeng tangan untuk mengatasi masalah-masalah dalam menghadapi pilkada serentak dan menyongsong pemilu serentak 2019.

Sekali lagi selamat terpilih dan selamat bekerja u ntuk saudari Ketua KPUD Kalsel, Edy Ariansyah beserta komisioner baru. Semoga sukses. Amin. (jejakrekam)

Penulis adalah Pengamat Kepemiluan

Mantan Komisioner KPU Provins Kalsel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.