Sambutlah dengan Gembira, Bulan Suci Itu Telah Datang

Oleh : Mulyaningsih, S. Pt

0

ALHAMDULILLAH, segala puji hanya milik Allah SWT. Sekarang kita sudah memasuki bulan nan suci dan mulia. Bulan tersebut adalah Ramadhan, yang penuh dengan ampunan, obral pahala dan ibadah-ibadah dilipat gandakan. Subhanallah, luar biasa pastilah semua orang telah menanti-nanti bulan ini. Seandainya disuruh memilih maka setiap bulan yang ada inginnya bulan Ramadhan. Karena saking banyaknya obral pahala tadi.

DI BULAN ini juga orang berlomba-lomba untuk melakukan amal shaleh dan meninggalkan amal salah. Semua orang berpuasa, melakunan ibadah sunnah, bersedekah, infak dan zakat akan mewarnai bulan nan suci ini. Semoga nantinya akan berdampak di 11 bulan kemudian. Karena sejatinya bulan Ramadhan ini hanyalah pemanasan untuk di bulan-bulan berikutnya. Dan sejatinya ibadah puasa ini adalah wujud keimanan kita kepada Allah SWT. Sebagaimana firman Allah SWT:

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kalian berpuasa, sebagaimana puasa itu telah diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian, agar kalian bertaqwa. (TQS al-Baqarah: 183).

Dari terjemahan surat al-Baqarah ayat 183 didapatkan bahwa Allah SWT memberikan perintah kepada orang-orang yang beriman agar mereka melakukan ibadah puasa. Ibadah tersebut akan membentuk mereka menjadi insan yang bertaqwa. Allah telah menegaskan terkait dengan apa tujuan dari ibadah puasa.

Puasa akan menjadikan manusia menjadi bertaqwa. Lantas kemudian yang menjadi pertanyaannya adalah, terkadang memang masih ada saja seorang muslim tidak melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadhan ini? Apa yang menjadi penyebabnya?

Itulah mungkin gambaran pertanyaan yang sering muncul dalam benak kita. Sejatinya adalah ibadah puasa tersebut adalah wajib bagi setiap muslim yang sudah baligh (terkena hukum). Berarti jika masih ada yang belum bisa atau tidak mau mengerjakannya, perlu dipertanyakan kadar keimanannya. Karena jika keimanan sudah melekat serta menancap dalam diri maka tidak akan pernah membangkang terhadap apa yang Allah SWT perintahkan.

Manusia sebagai hamba, ciptaan-Nya maka sudah selayaknya tunduk serta patuh terhadap-Nya. Disinilah peranan aqidah Islam itu. Karena ini akan menuntun manusia untuk menjalankan seluruh aktivitasnya dalam kehidupan ini. Dengannya pula akan menggambarkan tingkah laku atau suluknya.

Lantas kemudian, tak sekadar dari individu muslim saja yang memperkuat aqidah agar mampu menjalankan ibadah tersebut. Namun, peranan masyarakat serta negara sangat diperlukan. Mengapa demikian? Karena pilar-pilar tersebut akan mengokohkan keimanan dari tiap-tiap individu muslim. Kontrol masyarakat diperlukan agar semakin mengokohkan keimanan serta saling memotivasi satu sama lain.

Selain itu juga, amar ma’ruf sangat diperlukan karena ini adalah salah satu perwujudan dari rasa sayang terhadap saudara. Mengingatkan dalam hal kebaikan itu sangat penting di era zaman now. Karena jika kita sendiri maka yakinlah kita tak akan kuat untuk melawan semua godaan yang ada.

Karena di zaman now sistem yang diterapkan adalah bukan dari Islam sehingga membuat seorang muslim kehilangan aan jati dirinya. Mereka terlena bahkan terwarnai oleh sistem kapitalis-sekuler yang ada. Materi menjadi tumpuan utama bagi mereka. Sedangkan menjalankan perintah dari Allah mereka kesampingkan, apalagi jika sudah bersentuhan dengan sistem. Maka dari itulah kita perlu bersama untuk menjalankan hal-hal kebaikan yang berasal dari Islam. Jika kita bersama-sama maka insya Allah akan kuat dna mampu melaksanakannya.

Negara juga jadi penopang utama guna memperkokoh keimanan kaum muslim. Dengan tangannya negara mampu melakukan hal-hal yang dipandang mampu menertibkan serta mendukung suasana di bulan suci ini. Sebagai contohnya adalah, membuat aturan yang tegas terhadap para penjual makanan siap saji. Mereka diberikan aturan ketat ketika hendak berjualan, misalnya boleh berjualan ketika ba’da Ashar.

Memberikan sanksi yang tegas jika kedapatan ada yang masih nakal, masih menjual makanan dikala pagi harinya. Dan memberikan sangsi pula kepada para muslim yang kedapatan tidak berpuasa (tidak ada alasan untuk tidak berpuasa). Dengan begitu maka insya Allah bulan suci ini akan semakin lebih berwarna.

Ditambah lagi dengan media-media yang ada tidak menanyangkan sinetron atau iklan yang memang mengundang rasa haus dan lapar. Kasihan kepada para ibu-ibu jika iklan itu ada, karena bagi anak-anak yang baru belajar melaksanakan ibadah puasa akan sangat mengganggu. Jadi, negara seharusnya mampu untuk memberikan tayangan yang menambah rasa iman serta taqwa.

Semoga di bulan Ramadhan tahun ini rasa taqwa selalu melekat pada diri-diri muslim. Dan semoga kita selalu mendapatkan rahmat dari Allah sebagai wujud dari keimanan dan ketaqwaan kita padaNYa. Tentulah kita harus melaksanakan segala perintahNya dan menjauhi laranganNya. Selagi ajal belum menghampiri kita maka usaha optimal sangat diperlukan. Berusaha untuk menjadi ummat yang terbaik, menggunakan Islam sebagai satu-satunya aturan yang wajib dilaksanakan. Wallahu A’lam.(jejakrekam)

Penulis adalah Ibu Rumah Tangga

Pemerhati Masalah Anak, Remaja dan Keluarga

Anggota Akademi Menulis Kreatif (AMK) Kalsel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.