PT Ambapers Berencana Kembangkan Alur Barito agar Pendapatan Daerah Bertambah

0

ALUR Barito sepanjang 15 kilometer yang dikelola PT Ambang Barito Nusa Persada (Ambapers) punya potensi untuk terus dikembangkan. Dengan kondisi yang sekarang ini, kapal ukuran besar tidak bisa masuk, salah satunya jenins mother pessel atau kapal besar pengangkut batubara.

HAL itu diungkapkan CEO PT Pelindo III Regional Kalimantan Recky Julius Uruiral, yang merangkap sebagai GM PT Pelindo III Cabang Banjarmasin, saat serah terima jabatan Direktur PT Ambapers dari Nugroho Dwi Priyohadi kepada Didid Handoko, Rabu (9/5/2018).

Menurutnya, berbagai peluang untuk mengembangkan kepelabuhan di Kalsel terus dilakukan pihaknya bersama stakeholders terkait, salah satunya dengan PT Ambapers yang mengelola Alur Barito.

Beberapa waktu lalu, pihaknya bertemu perwakilan kapal Pesiang Genting Dream. Mereka mencari data terkait pelabuhan Trisakti, termasuk Alur Barito untuk memastikan kapal pesiar dengan panjang 250 meter dan lebar 100 meter tersebut, bisa sandar di pelabuhan Trisakti.

“Ini sebuah kesempatan untuk Kalsel, khususnya Banjarmasin untuk mengembangkan kepariwisataan yang bisa memberikan pemasukan bagi daerah. Kalau kapal pesiar ini bisa singgah di tempat kita,” kata Recky.

Pengembangan Alur Barito ini, menurut Direktur Utama PT Ambapers Syaiful Adhar, merupakan salah satu target pihaknya. Diharapkan, momen pergantian salah satu direktur di perusahaan yang dipimpinnya ini, menjadi titik awal dari upaya pengembangan alur tersebut.

“Kami sudah betkoordinasi dengan PT Pelindo III untuk memperdalam alur minimal minus delapan hingga minus10 dengan lebar menjadi 150 meter. Begitu pula dengan panjangnya yang saat ini masih 15 kilometer,” kata Syaiful.

Menurutnya, untuk pengembangan ini tentu perlu biaya. Namun untuk biaya tersebut tidak mungkin diambil pihaknya dari APBD maupun APBN. Karena selama ini, pengutipan biaya dari kapal yang melintas sudah dilakukan PT Ambapers.

Hanya saja, menurut Syaiful, dari fee saat ini, biaya untuk pengembangan itu masih sangat kurang. Karena itu, ia berharap peraturan daerah terkait alur ini bisa segera direvisi di tahun ini juga agar objek pungutan baru dalam usulan revisi tersebut bisa mereka terapkan, untuk meningkatkan pendapatan mereka.

“Pungutan baru itu, diproyeksikan bisa menghasilkan Rp 20 hingga Rp 23 mliar per tahun,” ujar Syaiful.

Lewat pengembangan alur nantinya, menurut Syaiful, maka akan berdampak kepada Pendatan Asli Daerah (PAD) yang disumbang pihaknya. Selama ini, sumbangan PAD dari PT Ambapers sekitar Rp 24 Miliar. “Ke depan, dengan pengembangan ini, kami optimis sumbangan bagi PAD Kalsel bisa dua kali lipat dari sekarang,” kata Syaiful Adhar.(jejakrekam)

Penulis Deden
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.