Keluh Kesah Warga saat Melintas di Jembatan AKT II

0

BANYAK keluh kesah dilontarkan warga yang melintas di jembatan Antasan Kecil Timur (AKT) II, yang kondisi badan jembatan yang tidak ideal.

PENGGUNA jalan masih memilih melewati jembatan AKT lama dibanding jembatan AKT II yang biaya pembangunannya mencapai Rp 12 miliar itu.

Dari pantauan jejakrekam.com, masyarakat enggan meintasi jembatan itu, karena saat menuruni jembatan terhalang tembok ruko, yang hingga kini belum dibebaskan.

Kepala Dinas PUPR Banjarmasin Gusti Riduan Sofyani mengungkapkan, pengerjaan jembatan AKT II di Jalan Masjid Jami secara bertahap dengan tujuan untuk bisa membuat jalur lalulintas arternatif.

Bagi dia, jika tidak dibuatkan jalan alternatif, maka akan menyulitkan pengguna jalan. Sebab, harus memutar jauh ke Jalan Sultan Adam, apabila mau ke Masjid Jami atau ke Pasar Lama.

“Tidak bisa sekali bangun, sebab kita harus memikirkan  jalur alternatifnya. Selain itu, anggarannya juga cukup besar karena memerlukan pembebasan lahan dan pembangunan fisik,” katanya.

Meski demikian, pembebasan lahan saja, menurutnya, sudah dianggarkan Rp 15 miliar, sedangkan fisiknya dianggarkan sekitar Rp 10 miliar.

“Makanya tidak langsung jadi. Memang saat ini kondisinya seadanya dulu, artinya harus dimaklumi karena belum selesai,” ujarnya.

Masih menurutnya, apabila pembebasan lahan sudah selesai,  maka ia memastikan jalan tersebut akan dilebarkan. Kemudian, jembatan disampingnya akan dibuat sama seperti yang baru (jembatan kembar).

“Kalau kita bongkar semua, selama satu tahun tidak ada jalan alternatif, makanya dipertahankan jembatan yang lama  dan dibuat baru, begitu selesai yang baru, kemudian akan kita bongkar yang lama,” katanya.

Riduan menargetkan di tahun 2019 bisa selesai, asalkan ada anggaran. “Tahun ini pembebasan dulu, sekaligus ruko-ruko dekat jembatan hingga sekitaran Masjid Jami,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.