Target 80 Kursi DPR RI, Partai Berkarya Tawarkan Romansa Era Orde Baru

0

GONJANG-ganjing politik nasional seiring dengan massifnya gerakan tagar #2019GantiPresiden, justru Partai Berkarya ingin memviralkan #2019Ganti Legislatif. Targetnya, parpol besutan Hutomo Mandala Putra yang akrab disapa Tommy Soeharto ini ingin mengembalikan romansa Orde Baru dengan mengincar 80 kursi legislator di DPR RI Senayan Jakarta pada Pemilu 2019.

SEKRETARIS Jenderal DPP Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso mengatakan target 80 kursi di DPR RI berlaku secara nasional, termasuk Kalsel harus mampu menyumbang satu kursi di Senayan Jakarta dalam Pemilu 2019 mendatang.

“Sedangkan, satu kursi di  DPRD provinsi serta DPRD kabupaten dan kota minimal tiga kursi di seluruh Indonesia. Target ini memang ambusius, tapi kami ingin merealisasikannya,” ucap mantan Wakil Ketua DPR RI ini kepada wartawan, di sela Rapat Kerja Kodapil IV Wilayah Kalsel di Hotel Palm, Banjarmasin, Sabtu (28/4/2018).

Menurut Priyo, ambisi Partai Berkarya ini juga didorong banyak tokoh-tokoh yang bergabung ke parpol yang diarsitekti putra bungsu mantan Presiden Soeharto itu, termasuk tokoh-tokoh lokal dari Kalsel. Menyikapi suhu politik yang memanas jelang Pilpres 2019, mantan politisi Partai Golkar ini menegaskan Partai Berkarya belum memutuskan apakah bergabung dalam koalisi pemerintah atau garda oposisi.

“Kami tak ikut-ikutan memviralkan #2019GantiPresiden, tapi memilih #2019GantiLegislatif, sehingga masyarakat bebas merdeka memilih partai kontestan Pemilu 2019, termasuk parpol baru. Nah, Partai Berkarya menawarkan ide dan esensi untuk mengembalikan nilai-nilai luhur bangsa yang mulai tergerus akibat pertikaian dan saling cerca antar komponen masyarakat,” ucap Priyo.

Mantan Ketua Umum Soksi, Kosgoro dan MKGR ini membandingkan di era Orde Baru yang justru kondisi politik dan situasi nasional lebih tenteram serta terjangkaunya kebutuhan masyarakat. “Apa yang terjadi sekarang di nasional akibat intrik elit politik yang ingin mempertahankan kekuasaan dan eksistensinya. Ini semua akibat percontohan tidak baik dari elit politik, sehingga masyarakat mudah tersulut emosi,” cetusnya.

Meski di era Presiden Joko Widodo menawarkan trilogi pembangunan dalam Nawacita, Priyo Budi Santoso pun menyebutkan Ketua Umum Partai Berkarya Tommy Soeharto juga punya Trilogi Pembangunan dengan menitikberatkan ekonomi yang baik dengan pertumbuhan yang bagus, rakyat sejahtera serta pembangunan seluruh lini dan stabilitas nasional yang semakin mantap dan kondusif.

“Sekarang, apa yang terjadi, harga kebutuhan pokok semakin melangit, negara sibuk mengatasi gesekan sosal yang terus menganga dan seperti ada pembiaran. Makanya, kami ingin mengembalikan ketentraman, serta murah pangan, sandang dan papan,” tuturnya.

Politisi kelahiran Trenggalek, Jawa Timur, 30 Maret 1966 ini juga menyinggung rasio gini atau ketimpangan sosial ekonomi masyarakat Indonesia yang sudah lampu merah, sehingga mengandung risiko besar terhadap keutuhan bangsa dan negara.

“Jadi, boleh dong, jika Partai Berkarya ingin mengambilalih Senayan Jakarta, boleh juga Istana Negara. Jadi, semua tergantung pada rakyat dan mereka siap memilih Partai Berkarya pada Pemilu 2019,” seloroh Priyo.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Partai Berkarya KH Hasib Wahab Hasbullah juga memastikan partainya segera mendeklarasikan sayap partai bernama Barisan Ulama Berkarya (Buya). Mereka direkrut dari kalangan ulama dan cendikiawan muslim sebagai bentuk eksistensi partai agar diterima di semua kalangan, khususnya umat Islam.

“Saat ini, perlu disikapi kondisi masyarakat yang semakin miskin dan sengsara, hingga perang ideologis. Bagaimana pun, ideologis komunis yang tengah berkembang patut diberantas dan dihadapi, dan ditolak. Kami terpanggil melawan paham-paham berbau kiri yang mulai bangkit,” tegas Hasib Wahab Hasbullah.(jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.