Siring Urukan Longsor, Sungai Pemurus Makin Sempit Terancam Tertutup

1

AKSES transportasi di Sungai Pemurus, yang sehari-hari dilewati para acil-acil pedagang tradisional yang menggunakan jukung (sampan) kini terganggu. Padahal, selama ini, Sungai Pemurus ini menghubungkan Sungai Kelayan dan Sungai Pemurus, anak Sungai Martapura dan menjadi jalur vital bagi perdagangan tradisional khas Banjar.

APA masalahnya? Ternyata, pengurukan badan sungai dengan tanah merah terjadi di Sungai Pemurus. Kabarnya, pengurukan untuk keperluan proyek pembangunan sebuah rumah sakit swasta yang dimiliki seorang tokoh berpengaruh di Banjarmasin. Lokasi proyek itu terletak di Komplek Banjar Indah RT 16, Kelurahan Pemurus Dalam, Kecamatan Banjarmasin Selatan.

Dalam video berdurasi 00.39 detik itu, para acil-acil pun mengaku sangat terganggu dengan pengurukan badan Sungai Pemurus. Padahal, selama ini, mereka menggunakan Sungai Pemurus untuk keperluan berdagang menuju kawasan Kelayan dan Pekapuran, Banjarmasin.

“Kami ini sudah puluhan tahun menggunakan sungai ini untuk berjualan. Kami merasa terganggu, karena siring sungai yang berisi tanah urukan itu longsor, sehingga menutup badan sungai,” kata acil-acil pedagang bersampan ini bercerita.

Mereka pun berharap agar Pemkot Banjarmasin segera menindak dan turun ke lapangan, sehingga gangguan akses sungai itu tak berlangsung lama. “Jukung kami menjadi sulit untuk lewat, akibat siring tanah urukan itu longsor. Sungai pun menjadi dangkal, dan kami tak bisa lagi naik ke atas jukung. Kalau harus turun ke sungai, kami terpaksa mendorong jukung. Kami berharap agar Sungai Pemurus ini segera dikeruk dan diperlebar, sehingga kami bisa berjualan kembali dengan lancar,” kata acil itu dalam video yang direkam warga

.

Sementara itu, Koordinator Komunitas Masyarakat Pemurus Peduli Sungai Pemurus, Kamaluddin pun berharap agar Pemkot Banjarmasin segera turun tangan, karena terbukti siring urukan tanah merah untuk proyek rumah sakit itu sangat mengganggu dan mempersempit badan sungai.

“Padahal, sungai itu sejak puluhan tahun menjadi akses pilihan dan alternatif bagi warga setempat. Khususnya lagi, acil-acil yang berjualan dengan mengayuh jukung,” ucap Kamaluddin kepada jejakrekam.com, Sabtu (14/4/2018).

Menurut dia, adanya pengurukan dan terlebih lagi siring yang ditopang kayu galam itu miring, membuat Sungai Pemurus makin sempit dan dangkal.  “Dulu, Sungai Pemurus ini selebas 5 meter, kini sungai ini tak lagi berbentuk setelah adanya proyek-proyek yang juga memakan badan sungai atau melanggar garis sempadan sungai,” papar Kamaluddin.

Ia pun mengungkapkan akhir-akhir ini, aktivitas pengurukan sungai di kawasan Pemurus, sangat marak seakan tanpa ada pengawas dari instansi terkait, khususnya di lingkungan Pemkot Banjarmasin.

Sayangnya, jejakrekam.com mencoba mengkonfirmasi masalah itu kepada Camat Banjarmasin Selatan M Yusrin belum tersambung. Dikirim pesan melalui aplikasi chat WA belum ada jawaban, hingga berita ini diturunkan. Sementara itu, Walikota Banjarmasin Ibnu Sina dalam jawaban pesan WA-nya memastikan akan segera menindaklanjuti pengaduan masyarakat tersebut.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi
1 Komentar
  1. FAKHRUDDIN AM berkata

    Dinas Perhubungan Kota Banjarmasin “tebang pilih” dalam menggembok kendaraan yang parkir dibahu jalan.
    Mereka melepas kembali gembok yg sudah dipasang pada beberapa buah mobil yang parkir dibahu jalan S.Parman Banjarmasin, setelah mengetahui pemilik mobil tersebut.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.