Cetak Sawah Baru 500 Hektare, Bupati Banjar Ingin Kembalikan Sebutan Kindai Limpuar

0

DINAS Tanaman Pangan dan Holtikultura (TPH), Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) dan instansi di lingkungan Pemkab Banjar bersama Kodim 1006/Martapura menggelar rapat koordinasi membahas persiapan sekaligus ekspose kegiatan optimasi lahan rawa lebak pertanian  seluas 500 hektare demi mendongkrak produktivitas padi.

LUAS lahan pertanian, khususnya padi di Kabupaten Banjar setiap tahun mengalami penyusutan yang sangat signifikan. Dari data yang ada, penyusutan diperkirakan mencapai 10 ribu hektare  dalam setahun terakhir. Penyusutan ini terjadi akibat alih fungsi lahan dari pertanian ke perumahan.  Hal ini yang mengakibatkan produksi padi di Kabupaten Banjar semakin menurun. Akibatnya, peringkat sebagai daerah penyangga beras atau pangan di Kalimantan Selatan juga turun, di posisi keempat setelah Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST).

Terdorong kondisi itu, Pemkab Banjar pun menggandeng TNI AD khususnya Kodim 1006/Martapura untuk program cetak sawah baru.

“Lahan rawa lebak adalah daerah yang selalu digenangi air. Khusus di Kabupaten Banjar, ada dua jenis lahan yakni lawan rawa lebak dan lahan pasang surut yang tersebar di tiga kecamatan dan tujuh desa. Daerah ini akan kami kembangkan untuk pengembangan optimilisasi lahan rawa lebak,” ucap Kepala Dinas TPH Kabupaten Banjar, HM Fachri di sela ekspose optimasi lahan rawa lebak di Mahligai Sultan Adam, Martapura, Rabu (11/4/2018).

Menurut dia, lahan tersebut sangat layak untuk produktivitas dan IP-nya  rendah namum mempunyai potensi besar untuk tingkatkan.”Pengerjaannya nanti melalui swakelola oleh pemerintah bekerjasama  dengan Zeni TNI- AD,” jelasnya.

Fachri pun mengakui permasalahan sosial yang biasa menjadi kendala adalah karena lahan tersebut berada di lokasi perumahan warga ,sehingga apakah mereka bersedia dijadikan sawah untuk optimasi pertanian.

Bupati Banjar Khalilrurrahman yang membuka langsung sosialisasi optimasi lahan rawa lebak, meminta semua instansi bergerak cepat, karena Kabupaten Banjar merupakan salah satu daerah dijadikan percontohan untuk kegiatan optimasi lahan rawa lebak pertanian  dengan luas 500 hektare di tiga kecamatan dan tujuh desa. Rencananya, program itu akan dimulai kawasan Polder Pesayangan.

“Saya mendukung penuh pertemuan pada hari ini, sebagai upaya penyatuan persepsi dan penyeragaman rencana pada pelaksanaan kegiatan tersebut. Berbicara mengenai optimasi lahan merupakan upaya atau usaha meningkatkan produktivitas suatu lahan. Lahan yang awalnya kurang produktif ditingkatkan menjadi produktif,” ujar Bupati Banjar ini.

Dia juga menyatakan, bahwa sekarang ini banyak beralih fungsi dari lahan pertanian menjadi kawasan perumahan yang semakin tak terkendali.

“Padahal, dari awal Kabupaten Banjar ini kaya dengan potensi pertanian. Hingga dikenal dengan sebutan Kindai Limpuar,” kata Guru Kholil, sapaan bupati ini. Slogan Kindai Limpuar berasal dari bahasa Banjar yang berarti tempat penyimpanan padi yang melimpah.

Sementara itu, Babinsa Serda Hasanuddin saat mendampingi Ketua Kelompok Tani Harapan Kita Desa Keramat Baru Martapura Timur Haji Fauzan, seusai kegiatan tersebut mengatakan, bahwa prajurit TNI  sepenuhnya mendukung program pemerintah dalam optimasi lahan rawa lebak untuk pertanian.

“Sudah cukup lama,  para kelompok tani berharap adanya optimasi ini. Di desa binaan kami, ada 155 hektare lahan siap dioptimasi, serta tidak terdampak lahan perkotaan,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Syahminan
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.