Mencari Calon Investor Pasar Ujung Murung yang Serius Membangun

0

GEMBAR-gembor rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung terus mengemuka. Sejak di era Walikota Sofyan Arpan pada 1999-2004, hingga digantikan Walikota Midpai Yabani ketika Sofyan meninggal dunia pada 23 Agustus 2003, mencuat. Berlanjut ke era Walikota HA Yudhi Wahyuni pun memunculkan rencana mempermak wajah pasar yang menjadi pusat grosir konveksi di Banjarmasin. Bahkan, baru terealisasi di era Walikota Muhidin saat mengubah lahan bekas Pasar Burung dengan taman kota di tepian Sungai Martapura.

NAH, di era Walikota Ibnu Sina dan Wakil Walikota Hermansyah, datang seorang calon investor asal Jakarta dengan membawa bendera PT Prima Lestari. Kedatangan Presiden Direktur PT Prima H Adi M Noor pada Jumat (5/5/2017) ke Balai Kota, menawarkan konsep pasar semi modern untuk mengubah wajah Pasar Ujung Murung.

Pengalaman PT Prima Lestari yang menyulap 24 pasar tradisional di Indonesia menjadi garansi dari sang calon investor. Selama ini, Pasar Ujung Murung merupakan salah satu pasar penggerak perekonomian Banjarmasin.  Apalagi, pasar berusia ratusan tahun itu merupakan ikon ibukota Provinsi Kalimantan Selatan sebagai kota sungai dan kota perdagangan dan jasa, karena letak Pasar Ujung Murung persis di tepian Sungai Martapura.

Pola kerjasama pemerintah swasta (KPS) dengan bentuk build operate transfer (BOT) untuk membangun pasar di atas lahan seluas 1,2 hektare mencuat. Apakah rencana itu sudah bisa terealisasi?

Wakil Walikota Banjarmasin Hermansyah pun mengaku memang banyak calon investor yang tertarik untuk rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung, namun semuanya tak terealisasi. “Sebetulnya, bukan hanya PT Prima Lestari, sudah banyak investor asal Jakarta yang menawarkan diri. Namun, begitu hendak direalisasikan, banyak yang tak jadi,” ucap Hermansyah kepada jejakrekam.com, sesuai mengikuti sidang perkara dugaan suap pemulusan perda PDAM Bandarmasih di PN Tipikor Banjarmasin, Selasa (13/3/2018).

Hermansyah pun sepertinya agak sanksi dengan tawaran berbagai macam investor. Padahal, Dinas Pengelola Pasar yang kini dilebur ke Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Banjarmasin sudah menyusun design engineering detail (DED), hingga muncul angka rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung sedikitnya membutuhkan dana Rp 200 miliar.

Konsep Pasar Ujung Murung yang ditawarkan adalah bangunan pasar berada di atas Jalan Simpang Ujung Murung, dan jalan pun digeser ke bekas bangunan pasar sehingga akan terlihat lebih cantik dan rapi dari tepian Sungai Martapura.

Menurut Hermansyah, konsep penataan dan revitalisasi Pasar Ujung Murung memang membutuhkan investor yang benar-benar serius. Dia tak memungkiri tak ingin masalah penataan Pasar Sentra Antasari berulang di Pasar Ujung Murung. “Kami butuh investor yang serius, bukan hanya menawarkan konsep penataan pasar,” kata mantan anggota DPRD Kalsel.

Sementara itu, Anang Rosadi Adenansi pun mengaku sudah lama mendengar rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung. Bahkan, sewaktu Anang Rosadi masih menjadi anggota DPRD Kalsel periode 2004-2009, sudah mencuat rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung di era Walikota Sofyan Arpan dan berlanjut di masa Walikota HA Yudhi Wahyuni.

“Salah satu keinginan para ketua dan pedagang Pasar Ujung Murung adalah konsep revitalisasi Pasar Ujung Murung itu harus transparan. Salah satunya, para pedagang harus dilibatkan ketika hendak merealisasikan konsep penataan pasar. Sudah cukup masalah Pasar Sentra Antasari yang terjadi di Banjarmasin,” tegas Anang Rosadi Adenansi.

Dia mencontohkan, ketika harga kios saat pasar sudah dipermak, ternyata sangat mahal tentu para pedagang akan keberatan. Bahkan, beber Anang Rosadi, para tokoh pedagang Pasar Sentra Antasari pun mengaku siap menebus harga kios, asalkan sesuai dengan aturan. “Misalkan, untuk memoles Pasar Ujung Murung dibutuhkan dana Rp 10 miliar, para pedagang pun siap urunan untuk membiayai. Nah, konsep semacam ini jauh lebih baik, karena bisa melibatkan para pedagang,” tutur insinyur jebolan Universitas Jayabaya Jakarta ini.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.