KPK Bawa 8 Mobil Mewah dan 6 Moge Bupati HST Non Aktif ke Jakarta

5

TIM penyidik Komisi Pemberantasn Korupsi (KPK) RI, memindahkan puluhan mobil dan motor gede (moge) milik Bupati Hulu Sungai Tengah  (HST)non aktif, Abdul Latif, Minggu (11/3/2018). Puluhan kendaraan bermotor itu, dipindahkan dari rumah dinas Bupati HTS di Jalan PHM Noor Barabai untuk dijadikan barang bukti dalam kasus suap proyek RSUD Damanhuri.

KENDARAAN bermotor gress yang dipindahkan ini terdiri dari delapan mobil mewah. Yakni, satu mobil Lexus, Toyota Alphard Vellfire, sedan BMW, dua Hummer, dua Rubicon dan satu Cadilac. Selain mobil, turut dibawa KPK, enam motor gede berbagai merek dan jenis. Seperti Harley Davidson, Ducati, BMW, serta dua trail.

Setelah menempuh perjalan sekitar lima jam, mobil mewah dan moge ini, dititipkan di Mapolsek KPL Banjarmasin, pada Minggu (11/3/2018) sore.  Sedangkan delapan ambulan, terdiri dari tiga Toyota Hiace dan delapan Grand Max, yang juga miliki Abdul Latif, dititipkan di rumah penyimpanan benda sitaan negara (Rupbasan) di Martapura.

Seorang petugas KPK yang enggan menyebutkan namanya, membenarkan kendaraan mewah yang mereka bawa ini,milik Bupati HST non aktif, Abdul Latif. Rencannya, mobil dan moge ini dibawa ke Jakarta. Namun, petugas KPK ini, berdalih tidak tahu persis jadwal kapal yang akan mengangkut menuju Jakarta. “Secepatnya, begitu ada kapal, langsung dibawa ke Jakarta,” kata petugas KPK ini.

Menurutnya, mobil dan moge ini, sudah berstatus barang sitaan KPK, sehingga, kali ini hanya proses pemindahan.

Abdul Latif, terjerat operasi tangkap tangan (OTT) KPK pada Rabu (4/1/2018) malam. OTT terhadap Bupati HST  yang kini non aktif tersebut, merupakan penangkapan pertama KPK di awal tahun 2018. Abdul Latif yang juga ketua DPD Partai Berkarya Kalsel ini, ditangkap bersama dua orang lainnya.

Salah satunya, Direktur Cipta Persada Barabai yang juga Ketua KADIN HST, Fauzan. Penangkapan itu, atas dugaan menerima fee yang nilainya diperkirakan mencapai Rp 5 miliar, dari proyek pembangunan RSUD Damanhuri Barabai, senilai Rp 70 miliar.(jejakrekam)

 

Penulis Deden
Editor Didi G Sanusi
5 Komentar
  1. Ahmad berkata

    Wah kok bisa? Dia Ketua Partai Berkarya yang Ketumnya Tommy Soeharto itu yaaa. Kok niru Pak Harto yaaaa……..?

  2. Dede berkata

    Ternyata kepala daerah kabupaten lebih enak korupsi nya ya

  3. Budi pamungkas berkata

    Partai sebelumnya apa ya. Dia jadi bupati kayaknya bukan dr partai berkarya

  4. Iniadaseo berkata

    Luar biasa…

  5. Dipo berkata

    Partai baru sdh berulah ketuanya, seorang KORUPTOR… Partai generasi keturunan penguasa ORBA, mau dibawa kemana negara ini jika partai” spt ini terus ada???

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.