Revitalisasi Pasar Ujung Murung yang Seakan Tak Berujung

0

PUSAT grosir konveksi tertua di Banjarmasin adalah Pasar Ujung Murung. Beberapa kali Walikota Banjarmasin sejak Sofyan Arpan, dilanjutkan HA Yudhi Wahyuni, hingga Muhidin, dan teranyar Ibnu Sina sempat melirik pasar yang berada di pinggir Sungai Martapura ini.

INFORMASINYA pada 2014, sudah dibuat design engineering detail (DED) agar memperpermak wajahnya yang semrawut menjadi tertata hingga modern. Sedikitnya, dalam kalkulasi sementara dibutuhkan dana Rp 200 miliar untuk revitalisasi Pasar Ujung Murung , agar setara Pasar Tanah Abang Jakarta.

Pada awal Mei 2017, sudah ada calon investor yang tertarik untuk mengubah penampilan Pasar Ujung Murung  melalui PT Prima Lestari. Bahkan, perusahaan ini sudah membeber rencana bisnis untuk membangun pasar yang sudah ada sejak zaman Belanda dengan megah berlantai 8.

Lantas bagaimana kelanjutannya? Padahal, proses revitalisasi cukup gencar dilakoni Walikota HA Yudhi Wahyudi dan dilanjutkan Muhidin dalam masa pemerintahannya. Mulai pembebasan Pasar Burung yang masuk kawasan Ujung Murung, hingga disulap menjadi Taman Siring Kota.

Posisi Pasar Ujung Murung pun sangat strategis, karena berada di tepian Sungai Martapura dan pusat kota. Hanya saja, pemandangan pasar yang kumuh dan tak tertata, hingga menjadi kawasan langgan macet menjadi pemandangan sehari-hari.

“Ya, memang ada rencana revitalisasi Pasar Ujung Murung, setiap kali muncul pemimpin kota. Bahkan, beberapa tahun lalu sudah digulirkan, namun tak pernah terealisasi,” ucap Syamsuddin, seorang pedagang kain di Pasar Ujung Murung kepada jejakrekam.com, Jumat (9/3/2018).

Ia pun mengaku mendengar di era Walikota Ibnu Sina sudah ada wacana untuk merombak Pasar Ujung Murung, hingga mencuat isu penggusuran. “Namun, hingga sekarang, ternyata belum ada realisasinya sama sekali,” kata Syamsuddin.

Pria yang akrab disapa Udin ini berharap jika memang Pemkot Banjarmasin ingin melaksanakan revitalisasi Pasar Ujung Murung, bisa memberikan solusi terbaik. Sebab, menurut dia, mayoritas pedagang menggantungkan penghasilannya dengan aktivitas berdagang di Pasar Ujung Murung, sehingga jika terjadi revitaliasi, tak memungkinkan untuk berjualan lagi.

“Ya, Pemkot Banjarmasin harus memperhatikan nasib kami sebagai pedagang, apabila benar Pasar Ujung Murung ini dibenahi. Paling tidak, diberikan lahan pengganti yang tidak jauh dari sini,” kata Udin.

Menurut dia, pembenahan Ujung Murung harus segera dibenahi, bukan hanya menata ulang Kota Banjarmasin, namun hendaknya demi kenyamanan pembeli dan keberlangsungan para pedagang sendiri. “Tidak mesti toko saja yang dibenahi, melainkan pembenahan sistem kebersihan pasar, pengelolaan dengan baik dan rapi. Contoh kecilnya seperti merapikan kabel-kabel listrik di sekitar toko yang semrawut,” papar Udin.

Karena menyangkut nasib banyak orang, Udin menyarankan Pemkot Banjarmasin jika benar-benar menyosialisasikan kepada pedagang Pasar Ujung Murung, apabila sudah dipastikan proses revitalisasi nantinya. “ Di sini saya sewa toko per tahun. Jadi, saya ingin ada kepastian bahwa pasar ini akan direnovasi. Ya, jauh-jauh hari harus disiapkan agar saya dan pedagang lain tidak merasa dirugikan,” ujarnya.

Sementara itu, beberapa pedagang yang ditemui di lapangan pun merasakan hal serupa. Bahkan, ketika musim hujan, pasar itu seperti mengalami ‘kebanjiran’ dengan genangan air di mana-mana. Kondisi itu sudah dirasakan para pedagang bertahun-tahun. “Ya, kalau memang ada rencana revitalitasi Pasar Ujung Murung, harus ada pemberitahuan sebelumnya,” ucap pedagang yang tak ingin dikutip namanya.

Begitupula, Yasir, pemilik warung minuman yang melayani para pedagang kaki lima (PKL), hingga toko di kawasan Pasar Sudimampir dan Pasar Ujung Murung merasakan sepinya para pembeli di pasar pusat grosir itu. “Ya, memang karena kondisi pasar yang sudah seperti sekarang. Jumlah pelanggan pun makin berkurang,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Arpawi
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.