Daya Tampung Drainase Banjarbaru Tak Sebanding dengan ‘Menggilanya’ Ruko

0

DERAP pembangunan yang kian melaju di Kota Banjarbaru, ternyata berimbas bagi keseimbangan daya tampung alam. Faktanya, hampir dalam sepekan ini diguyur dengan frekuensi cukup tinggi, membuat beberapa kawasan terendam banjir.

HINGGA Selasa (6/3/2018) hingga pukul 18.44 Wita, beberapa ruas jalan di Kota Banjarbaru tergenang air. Bahkan, para pengendara terpaksa harus menerjang genangan air. Padahal, kontur Kota Idaman ini berada di dataran yang tinggi.

Genangan air yang cukup merata ini terlihat di kawasan Jembatan Kembar, depan kampus Universitas Achmad Yani (Uvaya) hingga ke kawasan Brimob Polda Kalsel Guntung Payung, dan Bundaran Simpang 4, sepanjang Jalan Achmad Yani di Banjarbaru.

“Ini bukan lagi genangan air, tapi sudah bisa disebut banjir. Kondisi ini sudah lama dikeluhkan warga kota,” ucap pengamat sosial dan tata kota, HE Benyamine kepada wartawan di Banjarbaru, Selasa (6/3/2018).

Bahkan, dalam kamus penulis ini, Banjarbaru justru bisa dikategorikan telah darurat drainase, akibat tak bisa lagi menjadi penyalur air ke sungai-sungai yang ada di kota itu. Menurut Benyamine, banyak yang telah berubah di Banjarbaru, seperti bentangan alam, aliran sungai yang kian menyempit, serta hilangnya dataran banjir atau daerah resapan air, akibat pembangunan yang terus diizinkan pemerintah kota.

Dia mengatakan kemampuan drainase sudah tak sebanding dengan makin pesatnya pembangunan perumahan dan pertokoan (ruko) yang mengabaikan daerah resapan air, hingga akhirnya air hujan satu-satunya hanya mengandalkan drainase sebagai penyalur.

“Saya berharap Pemkot Banjarbaru segera menata ulang sistem drainase yang ada. Di Pemkot Banjarbaru juga banyak ahli seperti teknik sipil, planalogi, teknik lingkungan dan lainnya. Mereka sudah saat memikirkan kondisi Banjarbaru yang terus dilanda banjir, setiap curah hujan tinggi,” tandasnya.(jejakrekam)

 

Penulis Syahminan
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.