Tarian Barongai Pengusir Roh Jahat Jelang Cap Go Meh

0

PERAYAAN Tahun Baru Cina (Imlek) 2569 dengan puncaknya Cap Go Meh atau hari ke-15 ditandainya hadirnya bulan purnama, sangat terasa di Banjarmasin. Atraksi tarian sakral pengusir roh jahat pun ditampilkan di jalan dan pertokoan yang dimiliki warga keturunan di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan.

HENTAKAN musik bertenaga dan atraktif, tarian singa bersama sang liong (naga) ditampilkan di kawasan Pasar Sudimampir Raya 1. Rombongan para penari Barongsai pun bergantian mendatangi toko-toko dan rumah yang dihuni warga Tionghoa di Banjarmasin.

Mengawali Tahun Baru Cina dan shio Anjing Tanah ini, Grup Barongsai Elmondo pun memasuki lorong-lorong jalan di kawasan pusat pasar tradisional terbesar di Banjarmasin, Jumat (2/3/2018). Tabuhan genderang plus kegesitan para penari pun turut menghibur pengunjung serta pemilik toko di kawasan Pasar Sudimampir Baru.

“Para penari Barongsai dan Liong ini hampir 40 persen merupakan warga keturunan Tionghoa. Sisanya, warga Banjarmasin,” ucap Paimun, pimpinan Grup Barongsai Elmondo kepada jejakrekam.com.

Dia mengaku sengaja memboyong 25 pemain, terdiri dari para penari dan penabuh musik untuk mendatangi perumahan dan pertokoan yang dimiliki warga Tionghoa. Atraksi sakral ini dalam kepercayaan masyarakat Tionghoa adalah tarian pengusir roh-roh jahat, terutama mengawal kehidupan di tahun baru bershio anjing tanah tersebut.

“Setiap tahun baru Cina atau Imlek, kami berkunjung dari satu ke tempat lainnya. Ya, sudah empat tahun, grup Barongsai kami turut meramaikan perayaan Imlek dan jelang Cap Go Meh,” ucap Paimun.

Untuk membina para penari singa dan naga ini, Paiman pun mengatakan selalu berlatih di kediamannya di Komplek Perumahan Rahayu, Jalan Pramuka Banjarmasin.

Menurut dia, sebelum beratraksi di jalan, terlebih dulu meminta berkat ke klenteng untuk mengusir roh-roh jahat, terutama nine atau makhluk jadi-jadian yang suka mengganggu manuai.

“Berdasar kepercayaan leluhur kami, setiap awal tahun baru adalah masa di mana para dewa-dewi kembali ke Kahyangan untuk melapor ke Kaisar Langit. Nah, makhluk jadi-jadian ini yang akan mengganggu proses peribadatan selama Imlek hingga Cap Go Meh,” ucap Paimun.

Tak hanya musik Barongai yang mengiring sangat keras, Paimun mengatakan cara mengusir para makhluk pengganggu itu dengan petasan yang berbunyi nyaring.

“Tarian Barongsai ini merupakan tarian yang membawa keberuntungan. Makanya, setiap rumah atau toko yang ditampilkan tarian ini, akan mendapat berkah,” ucap Paimun. Tentu saja, berkah yang didapat para penari adalah ‘angpao’ yang diberikan para pemilik rumah dan toko yang disinggahinya.(jejakrekam)

Penulis : Sirajuddin

Editor   : Afdi Achmad

Foto      : Sirajuddin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.