Polisi Pelabuhan Selidiki Insiden Maut di Kapal MV Sumiei

0

TEWASNYA empat pekerja bongkar muat plus petugas medis di Pelabuhan Martapura Baru, kawasan Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, Sabtu (24/2/2018) malam,  yang diduga akibat terhirup hydrogen sulfide (H2S),  langsung diselidiki aparat kepolisian. Tempat kejadian perkara (TKP) langsung dipasangi garis polisi.

TERCATAT korban yang tewas adalah mandor Madi, warga Pelambuan, bersama tiga anak buahnya yakni Jani, David, Syarani, serta petugas medis-versi lain menyebut Kamal atau pula menyebut Wahyu. Tempat kejadian di atas Kapal MV Sumiei yang memuat kernel atau biji sawit dari Pelaihari sebanyak 600 ton, dengan tujuan Jambi ini dinakhodai Hervraf Yuno Andreas.

Kapolsek KPL Banjarmasin Kompol Susilawati pun mengatakan langsung menerjunkan petugas untuk menyelidiki kasus kematian empat pekerja bongkar muat serta satu perawat di tempat kejadian perkara (TKP). “Para saksi yang ada di lapangan langsung diminta keterangan seputar insiden maut tersebut. Sementara, apakah karena kelalaian atau disengaja, makanya kasus ini masih dalam proses penyelidikan,” ujar Kompol Susilawati kepada wartawan, Sabtu (24/2/2018) malam.

Sebelumnya, saat sandar di Pelabuhan Martapura Baru, para anak buah kapal (ABK) Kapal MV Sumiei sudah memperingatkan agar tidak melakukan pembongkaran muatan selama 3 jam, untuk membuang gas beracun dari geladak kapal. Namun, para korban tetap nekat turun ke geladak, hingga akhirnya mengalami lemas dan susah bernafas.  Selanjutnya, korban lain mencoba menolong turun ke bawah, juga bernasib serupa.

Kemudian, datang tim kesehatan pelabuhan mencoba menyelamatkan para korban, juga ikut terhirup racun dari palka. Setelah petugas emergency gabungan datang langsung melakukan evakuasi dan korban dibawa ke rumah sakit TPT dr Soeharsono. Sedangkan, petugas kesehatan itu dirujuk ke RS Suaka Insan, hingga nyawa kelima korban ini tak bisa diselamatkan lagi.

Sekadar diketahui, H2S adalah gas yang tidak berwarna, beracun, mudah terbakar dan berbau seperti telur busuk. Gas ini dapat timbul dari aktivitas biologis ketika bakterai mengurai bahkan organik dalam keadaan tanpa oksigen ( aktivitas anaerobik) seperti di rawa, dan saluran pembuangan kotoran. Gas ini juga muncul pada gas yang timbul dari aktivitas gunung berapi dan gas alam.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi GS

Foto     : Dok Emergency Gabungan

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.