FORUM Sineas Banua (FSB) akan menggelar layar alternatif dan diskusi film karya sineas perempuan Kamila Andini dengan menghadirkan Erlina dari Lembaga Bantuan Hukum (LKBH) Wanita dan Keluarga sebagai pemantik diskusi pada Selasa (20/2/2018) dan Rabu (21/2/2018) di Balairung Sari, Taman Budaya Kalimantan Selatan, Jalan Brigjen H Hasan Basry, Banjarmasin.
DALAM Ngofi (ngobrol film) kali ini, tema dan isu perempuan gender dan feminisme yang diangkat Forum Sineas Banua untuk didiskusikan dan ditayangkan.
“Setelah mendapatkan tawaran dari distributornya dan publishisis full color, kami menyambut baik, dan akhirnya dibikinlah layar alternatif ini,”kata Ade Hidayat dari Forum Sineas Banua kepada jejakrekam.com, Senin (19/2/2018).
Dia menuturkan bahwa berbicara tentang karya-karya Kamila Andini selalu terfokus dan berkutat dengan isu-isu perempuan dan feminisme seperti dalam Film The Mirror Never Lies yang bercerita tentang perempuan Suku Bajo, Film Memoria berbicara tentang konflik di Timor Leste, ketika perempuan-perempuan yang diperkosa tentara dan Following Diana mengenai konflik wanita di daerah urban.
“Kuat sekali hubungan film dan perempuan, menurut saya, hubungan iklan dan perempuan kuat sekali. Kenapa saat ini peran FSB mempertemukan film dan penontonnya kadang tidak banyak yang mempertemukan antara film dan penontonnya. Ya, karena film mempunyai segmentasi dan tujuan utama. Film itu mau bicara sama siapa, tentu ada golongannya” tutur sineas muda ini.
Ade Hidayat menjabarkan Forum Sineas Banua juga mencoba untuk mempertemukan penonton dan film dengan menghadirkan dari Lembaga Bantuan Hukum Wanita dan Keluarga, aktivis perempuan dan yang paling utama film itu didiskusikan karena layar alternatif kuat dengan diskusi.
“Hambar rasanya kalau film tanpa perempuan. Menurut kami, saat ini perempuan macam apa yang kita hadirkan? Kebetulan kita bertemu dengan film Kamila Andini yang mengangkat konflik-konflik isu perempuan,” tutur Ade Hidayat.(jejakrekam)
Penulis : Ahmad Husaini
Editor : Didi G Sanusi
Foto : Istimewa