Belokan Kayutangi Ditutup, KWK Terancam Gulung Tikar

0

PEMBUKAAN kembali portal penutup di pertigaan Jalan Sungai Bilu-Jalan Veteran-Jalan Kuripan yang dilakukan Pemkot Banjarmasin, diapresiasi Ombudsman Kalimantan Selatan. Hal ini membuat roda perekonoian para pedagang kecil, termasuk di Pasar Kuripan kembali berdetak.

KEPALA Ombudsman Perwakilan Kalimantan Selatan, Noorhalis Majid mengungkapkan dari pengaduan yang masuk dari para pedagang ke lembaganya, memang memprotes kebijakan rekayasa lalu lintas dengan penutupan akses pertigaan di Jalan Veteran tersebut.

“Namun, begitu dibuka kembali, para pedagang pun menyatakan terima kasih, karena bisnis kecil mereka di sepanjang Jalan Pahlawan hingga menuju Pasar Lama kembali bergeliat. Ini bukti, Pemkot Banjarmasin mau mendengarkan keluhan masyarakat,” ucap Noorhalis Majid kepada jejakrekam.com, Minggu (18/2/2018).

Menurut Majid, apa yang terjadi di ruas Jalan Veteran sepatutnya menjadi pertimbangan bagi Pemkot Banjarmasin pada lokasi lainnya, yang juga turut terimbas mati usahanya akan ditutupkan jalan atau belokan, seperti dialami para pedagang di sepanjang Jalan Brigjen H Hasan Basry (Kayutangi).

“Contohnya adalah Kawasan Wisata Kuliner (KWK) Gang Pengkor di Kayutangi yang sebelumnya dipromosikan Pemkot Banjarmasin sendiri, tepatnya di belakang Gedung Sultan Suriansyah justru merasakan dampak akibat ditutupnya beberapa belokan (u turn). Akibatnya, sekarang, KWK Gang Pengkor sepi pembeli,” beber mantan Ketua Lembaga Kajian Keislaman dan Kemasyarakatan (LK3) ini.

Dari keterangan para pedagang yang dihimpun Ombudsman, Majid mengungkapkan beberapa pelaku usaha menyatakan akan menutup usahanya, bila pengunjung semakin sepi. Sarjana ekonomi lulusan STIE Indonesia ini mengungkapkan saat ini, jumlah pengunjung sejak ditutupnya belokan di Jalan Brigjen H Hasan Basry, Kayutangi terus berkurang.

“Kenyataan ini menggambarkan kebijakan suatu sektor, tidak mempertimbangkan sektor lainnya, atau tidak ada sinergi antar sektor ketika suatu kebijakan dibuat. Untuk apa Pemkot Banjarmasin mempromosikan KWK, bila akses menuju kawasan kuliner itu ditutup? Bahkan, para pengunjung perlu memutar jauh sampai ke lokasi itu,” tuturnya.

Untuk itu, Majid berharap sebelum semua terlambar, yang berarti KWK Gang Pengkor akan tutup, maka hilangnya suatu kawasan potensi ekonomi di Banjarmasin, sebaiknya pemerintah kota mempertimbangkan kembali penutupan sejumlah belokan itu. “Terutama, belokan yang ada di depan Gedung Sultan Suriansyah yang telah dibangun permanen dan dibuat median jalan, sebaiknya dibuka kembali,” ujarnya.

Sementara itu, pengamat perkotaan Subhan Syarief pun mengatakan kecurigaan publik yang mengemuka adalah kebijakan rekayasa lalu lintas itu justru menguntungkan para pedagang besar atau pengusaha, sehingga akhirnya berimbas kepada para pedagang kecil harus bisa dijawab Pemkot Banjarmasin.

“Ya, seperti kebijakan sebelumya melebarkan Jalan Simpang Ulin, sangat erat kaitannya dengan akses bagi Duta Mall Banjarmasin. Pola semacam ini, seperti terus diadopsi sehingga bukan mengurai kemacetan, malah menghasilkan titik kemacetan baru. Imbasnya, tak hanya bagi para pelaku usaha, tapi juga masyarakat umum lainnya,” ujar Ketua Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) Kalsel ini.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.