Libur Imlek, Warga Tionghoa Anjangsana ke Rumah Keluarga

0

LIBUR Imlek 2569 atau Tahun Anjing Tanah 2018, dimanfaatkan warga Tionghoa di Banjarmasin untuk anjang sana. Sebelumnya, di rumah masing-masing mereka melakukan persembahyangan di depan altar untuk mendoakan para leluhur, serta kepada para dewa-dewi. Aroma hio dan dupa pun menebar di ruangan utama warga keturunan di Jalan Pangeran Samudera, Banjarmasin.

“BIASANYA, kami mengisi hari pertama di tahun baru Imlek ini dengan berkunjung ke sanak keluarga. Ya, seperti umat Islam saat merayakan Hari Raya Idul Fitri,” ucap Koh Ping, warga Jalan Pangeran Samudera yang sehari-hari menjadi pedagang baju di Pasar Sudimampir Raya kepada jejakrekam.com, Jumat (16/2/2018).

Tradisi berbagi angpao dan menikmati kuliner khas Imlek diakui Koh Ping merupakan sebuah keharusan dalam mengisi libur hari besar yang telah dinikmati sejak dicabutnya Instruksi Presiden Nomor 14 Tahun 1967 warisan rezim Orde Baru oleh Presiden Abdurrahman Wahid. Presiden yang akrab disapa Gus Dur pun mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 19 Tahun 2001 tertanggal 9 April 2001 sebagai hari libur fakultatif (berlaku bagi mereka yang merayakannya), hingga tahun 2002 diresmikan Presiden Megawati Soekarnoputeri sebagai hari liburan nasional.

“Bagi kami, Imlek merupakan hari berkumpul bersama kelaurga besar. Yang muda mengunjungi yang tua. Kalau ada keluarga yang kena musibah atau sakit, harus dikunjungi sehingga Hari Raya Imlek bisa dirayakan bersama,” tutur Koh Ping.

Begitupula, Taci Yok Ling mengakui ada anggota keluarganya yang tengah sakit, sehingga terasa Imlek 2018 ini tak terlalu meriah. “Kami pun mendoakan beliau agar cepat sembuh dengan bersembahyang di depan altar. Semoga di tahun baru ini, keluarga kami mendapat berkah,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Sirajuddin

Editor   : Didi GS

Foto     : Sirajuddin

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.