Menggali Potensi Desa Sungai Musang

0

MENUNJANG tugas kuliah dan sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa Fakultas Teknik Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota/PWK (Planalogi) Universitas Nadhlatul Ulama (UNU) Kalsel survei ke Desa Sungai Musang, Kecamatan Aluhaluh, Kabupaten Banjar.

KEGIATAN yang juga diikuti Komunitas Jurnalis Pena Hijau ini, selain sebagai bagian dari mata kuliah pesisir dan sungai, serta untuk menggali potensi yang bisa dikembangkan di kawasan itu.

Ketua Tim PWK UNU Kalsel Riam Faradigma mengatakan, pihaknya melakukan pemetaan sumber daya yang bisa dikembangkan di kawasan pesisir, khususnya Desa Sungai Musang. “Termasuk pula potensi perikanan atau pariwisata yang bisa dikembangkan di Desa Sungai Musang,” ujarnya.

Untuk konsep awal, pihaknya melakukan pendataan dan pemetaan masalah, dimana untuk konsep awal dibuat pengembangan wilayah dan ekosistem kawasan mangrove.

“Hasil dari pendataan, pemetaan masalah, dan konsep awal pengembangan akan disampaikan di Musrembang, dari tingkat kecamatan hingga kabupaten, oleh pemerintah Desa Sungai Musang,” kata Riam.

Kepala Desa Sungai Musang, Suriansyah menyatakan masalah klasik yang masih dihadapi desa-desa di kawasan itu, adalah minimnya infrastruktur jalan dan prasarana umum. Dimana, jika musim hujan atau air laut pasang, maka jalan desa tergenang, dan berlumpur.

Padahal, bebernya, desa yang dipimpinnya memiliki potensi besar di bidang pertanian dan perikanan. “Dan, kawasan hutan mangrove bisa dijadikan objek wisata jika dikelol dengan baik, dan akan berimbas pada peningkatan perekonomian masyarakat,” katanya.

Luas hutan mangrove alami di pesisir Desa Sungai Musang mencapai lebih 150 hektare, ditambah penanaman baru di lahan seluas sekitar 100 hektare oleh Dinas Kehutanan dan BKSDA Kalsel.

Desa Sungai Musang adalah salah satu desa terluar di Kabupaten Banjar yang berbatasan dengan perairan muara Sungai Barito. Desa berpenduduk kurang lebih 420 keluarga ini mayoritas adalah petani padi serta nelayan budidaya dan nelayan tangkap.

Desa ini bisa dijangkau menggunakan roda dua dengan waktu tempuh 1,5 jam dari Kecamatan Gambut atau menggunakan perahu motor dari Banjarmasin.

“Berdasarkan hasil penelitian pemerintah pusat, mangrove di Desa Sungai Musang tingkat ketebalan atau vegetasinya merupakan terbaik di Indonesia,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis  : Andi Oktaviani

Editor  : Andi Oktaviani

Foto  : Instagram

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.