Alih Profesi, Saat Krisis Ekonomi Jadi Pedagang

0

SAAT kondisi krisis ekonomi era 1998-an, semua karyawan perusahaan kayu lapis hampri semuanya nyaris hijrah untuk mengais rezeki mencari pekerjaan lain, seperti berdagang

SEBUT saja Sam’ ani (55 tahun) sang penjual rujak buah di Pasar Sudirmampir 1 samping Masjid Noor Banjarmasin, usai kondisi ekonomi tak membaik, terpaksa banting stir untuk memenuhi hidup sehari-hari hingga sekarang.

“Ya, dagang dadakan jual rujak buah. Walau biasanya penjual rujak buah adalah perempuan, tapi saya tak malu sebagai laki-laki tetap berjualan dengan bumbu yang lebih lezat sehingga mampu menyerap pengunjung dan pembeli. Ya, ini bisa mendapat penghasilan yang sangat cukup bagi keluarga kami,” ujarnya kepada jejakrekam.com Senin (12/2/2018).

Pengalaman pahit  Sam’ ani dalam bekerja di perusahaan, membuatnya gigih mencari uang, bahkan lelaki yang tinggal di Jalan Kelayan A Gang Sadar mengaku termasuk yang di-PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja,’ bebernya.

Pengalaman Sam’ani, juga diamini oleh pembeli H Ismuni yang sudah lama berlangganan. “Kalau saya ke Masjid Noor pasti beli rujak buah terkadang membawa pulang, harganya juga standar Rp 8.000- Rp10.000, tergantung permintaan,” kata Ismuni.

Ia mengaku, jika tukang rujak Sam’ani cukup awet dan betah berjualan rujak buah. “Wah beliau ini puluhan tahun berjualan rujak buah di samping Masjid Noor Banjarmasin ini.

Senada itu, Hasnah (50 tahun) pedagang makanan Abang Leman mengaku, jika dirinya juga pernah bekerja di perusahaan dan terkena dampak krisis ekonomi saat reformasi.

“Ya, saya juga pernah bekerja di perusahaan, tapi karena krisis ekonomi saat itu, terpaksa ganti profesi menjadi pedagang makanan. Ya, dagang makanan kebisaan saya, Itulah yang bisa memenuhi kebutuhan hidup kami,” imbuh perempuan yang puluhan tahun berjualan makanan ini. (jejakrekam)

Penulis : Sira Awdy

Editor   : Afdi Achmad

Foto     : Sira Awdy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.