Peluh Abang Becak Mengering dan Makin Terpinggirkan

0

ERA digital dan modern yang semakin canggih memberikan dampak pilihan yang beragam bagi manusia untuk menentukan jalan hidup. Salah satunya adalah alat transportasi darat, seperti becak.

BECAK merupakan moda transportasi kuno, yang sangat jauh dari kemajuan zaman dan teknologi, sebab itu tidak heran di kota-kota besar, becak beralih fungsi, yang dulu dikayuh dengan kaki, kini dihidupkan dengan mesin. Sungguh, alat transportasi yang terpinggirkan jika disanding dengan taksi online, ojek online, dan lainnya.

Kru jejakrekam.com Minggu (11/02/2018) mengunjungi kawasan Pasar Sudirmampir dan Pasar Lama Banjarmasin. Di areal itu yang dulunya penuh ‘abang’ becak menunggu penumpang, kini kian nyaris hampir tidak ada. Bahkan, kini, tukang becak dihitung dengan jari.

Saat ini Pemerintah Daerah misalnya, pun melarang para abang becak berkeliaran dan nagkring di rambu-rambu jalan protokol. Ini menunjukkan budaya naik becak hampir punah, dan  keinginan untuk melestarikannya pun nyaris tak ada kemauan.

“Dari zaman ke zaman, moda transformasi tenaga manusia ini bisa bilang tersingkirkan oleh era teknologi global,” ucap Ardiansyah, seorang penarik becak  yang biasa mangkal di Pasar Sudimampir Banjarmasin, Minggu (11/2/2018).

Memang tidak bisa juga dipungkiri, keberadaan para pembecak masih sangat diperlukan para kaum hawa (perempuan), seperti untuk angkutan barang sembako. “Hanya saja keberadaannya relative sepi penumpang, dan model transportasinya masih jadul,” tambah Sahdi (55 tahun) yang mangkal sebagai pembecak puluhan tahun di Pasar Lama Banjarmasin.

Ia mengaku, pekerjaan berat dengan penghasilan pas-pasan itu harus dilakukan, lantaran tidak ada pekerjaan lain. “Bukan apa-apa, saya mau dagang, tetapi tidak ada modalnya. Ya, alhamdulillah becak ini kepunyaan sendiri tidak sewa, dan bisa memenuhi hidup keluarga,” kata bapak tiga anak ini sambil tersenyum simpul.

Walau demikian, Sahdi pun masih merasakan beratnya kehidupan mengais rezeki dengan alat transportasi becak, sebab membutuhkan tenaga ekstra. “Ngayuh becak berat, sedang penumpang ingin cepat sampai tujuan. Ini kekalahan kita jika disbanding adanya kendaraan dan ojek, bahkan taksi online serta gojek,” tambah Darlan yang sering mangkal di Pasar Sudimampir Raya Banjarmasin. (jejakrekam)

Penulis :  Sira Awdy

Editor   :  Afdi Achmad

Foto     :  Sira Awdy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.