Sepi Pelanggan, Pendapatan Tukang Sol Sepatu Kian Turun

1

KAWASAN Sudirmampir Raya era tahun 1980 an, menjadi pusat Kota Banjarmasin, dan berkembang sebagai wilayah perdaganan. Bahkan, hingga tahun 2018 ini pun masih menjadi tumpuan warga Kota Banjarmasin untuk bertransaksi. 

TERMASUK, jasa perbaikan  sol sepatu, namun seiring perkembangan zaman, ternyata jasa sol sepatu kian punah. Padahal tempat  tukang sol sepatu  dulunya berjejer di atas trotoar depan toko sampai di Pasar Malabar dengan bermodalkan peti berukuran kecil lengkap dengan peralatan seadanya dan bahan hak sepatu dan sandal.

Pada Selasa (6/2/2018), jejakrekam.com berkeliling mulai pasar Malabar Sudimampir Raya, hingga Pasar Lama Jalan Perintis Kemerdekaan untuk melakukan pemantauan jasa perbaikan sol sepatu. Ternyata, jasa sol sepatu minim digunakan warga, dan tak heran pendapatan tukang sol sepatu pun menurun.

“Sekarang ini para tukang sol sepatu bisa dihitung dengan jari dikeranakan jarang sekali orang yang menggunakan jasa untuk menjahit sepatu dan sandal. Dilema tukang sol sepatu, dari pada tidak dapat uang lebih baik bekerja, walau sedikit pelanggan,” ucap Yusuf yang juga tukang sol sepatu di Pasar Sudirmampir Raya Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Selasa (7/2/2018).

Warga Jalan Kelayan A ini mengakui kondisi pengguna jasa sol sepatu relatif sepi. “Ya, tidak seperti dulu lagi entah kenapa saya kurang mengerti padahal harga sepatu atau sendal mahal, seharusnya ramai yang minta bantuan menjahit sepatu,” tandas Yusuf.

Akibatnya pendapatan sehari pun menjadi berkurang, bahkan tak tentu. Namun, Ia tetap optimis untuk mengais rezeki. “Kan bahan baku sepatu dan hak sepatu mahal. Jadi saya minta ongkos jahit sama pelanggan serba susah. Kalau ongkos mahal orang bisa tidak jadi memperbaiki sepatu atau sandal misalnya harga bahan baku hak sepatu Rp 60 ribu perpasang itu belum biaya jahitnya,” kata Yusuf

Senada itu,  Fandi  (60 tahun) Warga jalan Kuripan yan juga penjual jasa sol sepatu mengungkapkan dulu dalam sehari bisa mencapai 10 orang memperbaiki jahitan sepatu. “Tapi kini justru menurun,” kata pria yang bekerja puluhan tahun sebagai sol sepatu ini.

Pendapatan paling banyak Rp 50 ribu bersih dikurangi modal, dan sangat berbeda jika dibanding  tahun 2000 an ke bawa. “Dulu masih banyak yang menggunakan jasa perbaikan sepatu dan sendal tetapi sekarang hampir sunyi,” tambah Riduan yang juga penjahit sepatu di kawasan Pasar Sudimampir ini.

Meski demikian, Ia mengaku bersyukur apa yang diberikan Allah rejeki. “Saya tetap bersyukur, berapa pun hasilnya dari jasa sol sepatu,” tutur bapak dua anak ini. (jejakrekam)

Penulis : Sirajuddin

Editor   : Afdi Achmad

Foto     : Sira

1 Komentar
  1. syaiful berkata

    karena para tukang sol sepatu ga sadar kalo harga yang mereka tawarkan terlalu mahal,sandal harga 30 ribu ngesol 30 ribu juga.akal sehatnya dimana bos?!dulu kasihan lihat tukang sol cuma jalan terus ga ada yang manggil,pas saya panggil dan gunakan jasanya jadi tau kenapa mereka sepi pelanggan.harga harus masuk akal lah,carilah pelanggan bukan cari korban.kalau alasan lem mahal,cari lem yang lebih murah yang penting kan jahitannya.orang akan banyak lagi menggunakan jasa anda jika harga masih waras.

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.